
Peluncuran Bank Bulion, Saham BSI Naik 12,45 Sepanjang 2025

Ilustrasi produk emas BSI. OJK memberikan izin usaha bulion kepada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BSI), bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri. Foto: Dok.BSI
Rencana pemerintah meluncurkan bank emas atau bank bulion mendongkrak harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Apalagi bank dengan kode saham BRIS ini juga sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai salah satu penyelenggara bank bulion.
Sepanjang 2025 ini (year to date) hingga Selasa, 18 Februari, saham BRIS naik sebesar 12,45% ke level Rp3.070 per saham.
Head of Investor Relation BSI Rizky Budinanda menjelaskan kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp317 miliar sepanjang 2025.
Izin usaha bulion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu 12 Februari 2025 untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas.
Kegiatan usaha bulion berdasar POJK No 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga Jasa Keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
Rizky mengatakan, BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bahkan bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas.
Bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18% secara tahunan. Produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% secara yoy ke angka Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3% secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%.
“Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4%,” ujar Rizky.
Rizky menambahkan dengan adanya perluasan bisnis emas ini diharapkan menjadi peluang baru bagi BSI untuk diversifikasi produk emas.
Saat ini perseroan telah memiliki bisnis emas yakni Cicil Emas dan Gadai Emas.
Kedepannya dengan adanya izin sebagai bank bulion, perseroan akan semakin ekspansif mendorong bisnis emas secara ekosistem dari hulu ke hilir.
“Kami berharap BSI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan emas,” ujarnya.
Leave a reply
