Pemerintah Resmi Alihkan Sebagian Sahamnya di Bank Mandiri dan BRI ke INA

Indonesia Investment Authority (INA), lembaga yang dibentuk pemerintah berdasarkan Undang-Undang No.11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, kini memiliki saham di dua bank pelat merah yaitu Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Kepemilikan INA atas saham kedua bank tersebut merupakan hasil dari pengalihan saham Seri B milik Pemerintah Republik Indonesia.

Di Bank Mandiri, Pemerintah mengalihkan sebanyak 3.733.333.333 saham Seri B milinya ke INA dengan harga per saham Rp6.073. Dus, nilai saham pemerintah yang dialihkan ke INA di Mandiri ini sebesar Rp22,67 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rudi As Aturridha, Senior Vice President Bank Mandiri menyampaikan bahwa transaksi pengalihan ini dilakukan pada 23 Desember 2021. Ada pun harga pengalihan ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.515/2021. Tujuan transaksi pengalihan ini sendiri dilakukan untuk memenuhi Peraturan Pemerintah No.71/2020 dan Peraturan Pemerintah No.111/2021.

Dengan beralihnya sebagian saham Seri B milik Pemerintah tersebut, maka kepemilikan saham Pemerintah di Bank Mandiri berkurang menjadi 52% dari sebelumnya 60%. Pada saat yang sama, porsi kepemilikan saham INA di Bank Mandiri menjadi 8%.

Hal yang sama juga terjadi di BRI. Pemerintah mengalihkan sebanyak 5.498.021.834 saham Seri B miliknya di BRI ke INA. Dengan harga pengalihan per saham sebesar Rp4.061, nilai transaksi pengalihan ini sebesar Rp22,32 triliun. Transaksi pengalihan ini juga dilakukan pada 23 Desember 2021.

Pasca transaksi pengalihan ini, kepemilikan saham pemerintah di BRI berkurang menjadi 53,19% dari sebelumnya 56,82%. Sementara kepemilikan saham INA di BRI menjadi 3,63%.

Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto menyampaikan transaksi pengalihan ini bertujuan untuk memenuhi Peraturan Pemerintah No.71/2020 dan Peraturan Pemerintah No.111/2021.