Per 1 Juli Cash Flow Garuda Hanya US$14,5 Juta, Utang US$2,2 Miliar

0
683
Reporter: Petrus Dabu

Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalami ‘crash’ akibat pandemi Covid-19 ini. Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan pendapatan perusahaan penerbangan plat merah ini turun mencapai 90% selama pandemi Covid-19.

Sementara, Perseroan hanya mampu menurunkan biaya operasional di level 60%. “Sehingga terjadi gap yang cukup signifikan antara pendapatan dan biaya,” ujar Irfan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (14/7).

Irfan memaparkan per 1 Juli 2020, cash flow yang ada di perusahaan hanya US$ 14,5 juta. Sementara pinjaman ke bank dan lembaga keuangan sebesar US$ 1,3 miliar dan hutang usaha dan pajak sebesar US$ 905 juta. Dengan demikian total utang usaha dan pinjaman bank  sekitar US$2,2 miliar.

Dari total utang, pinjaman jangka pendek sebesar US$ 668 juta, dan pinjaman jangka panjang US$ 645 juta. “Dari US$645 juta ini ada pinjaman untuk sukuk sebesar US$500 juta yang sudah kita berhasil negosiasi selama 3 tahun yang seharusnya jatuh tempo 3 Juni 2020 menjadi 3 Juni 2023,” ujarnya.

Baca Juga :   Minta Honor Tak Dibayar, Berapa Penghasilan Komisaris Garuda Indonesia?

Sementara untuk ekuitas sendiri, menurut Irfan sudah negatif sejak Juni 2020.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics