
Semacom Integrated Kantongi Laba Komprehensif Tahun 2021 Sebesar Rp19,75 Miliar

Aktivitas pegawai di Semacom Integrated/Dok. SEMA
PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) mencatat perolehan laba komprehensif perusahaan pada periode 2021 sebesar Rp19,75 miliar. Realisasi ini tumbuh 547% atau setara naik Rp16,70 miliar jika dibandingkan laba komprehensif tahun yang hanya sebesar Rp3,05 miliar.
Direktur Utama SEMA Rudi Hartono Intan mengatakan angka penjualan pada tahun 2021 tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp82,89 miliar di tahun 2020 menjadi Rp198,21 miliar. Aset SEMA juga tumbuh 35% secara year on year (yoy) menjadi Rp190,07 miliar dari sebelumnya sebesar Rp141,03 miliar.
“Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kas & bank perseroan akibat meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan atas penjualan produk perseroan. Juga dipicu oleh meningkatnya piutang usaha perseroan,” kata Rudi dalam keterangan resminya.
Perseroan menyebut aset yang meningkat itu ditopang oleh kinerja liabilitas dan ekuitas perseroan yang terjaga dengan baik selama periode tahun 2021. Liabilitas jangka pendek perseroan sebesar Rp94,73 miliar atau mengalami kenaikan sebesar Rp33,18 miliar setara kenaikan 54% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp61,54 miliar.
Adapun liabilitas jangka panjang tercatat sebesar Rp17,90 miliar atau tumbuh negatif 18% dari tahun 2020 yang hanya Rp21,80 miliar. Sementara untuk ekuitas perusahaan menjadi Rp77,44 miliar dari sebelumnya Rp57,68 miliar. Ekuitas perusahaan ini tumbuh 34,25% secara year on year.
“Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya modal perseroan dari kapitalisasi saldo laba menjadi modal saham. Juga disebabkan oleh meningkatnya laba neto tahun berjalan,” kata Rudi.
Perseroan menambahkan bahwa kinerja positif perseroan ini salah satunya ditopang oleh hasil kerjasama antara SEMA dengan PT Fiberhome Technologies Indonesia terkait dengan pembangunan dan pembuatan baterai lithium. SEMA mengklaim, meski kerjasama ini baru dijalankan tapi sudah memberikan kontribusi terhadap total pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp15 miliar. Meski relatif masih kecil, Rudi optimistis permintaan produk baterai khususnya untuk data center akan terus meningkat seiring dengan semakin ekspansifnya industri telekomunikasi di Indonesia.
“Perseroan berencana melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pasar baru sebagai pendukung industri energi terbarukan. Perseroan membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan data center perusahaan telekomunikasi dan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum),” kata Rudi.
Leave a reply
