
ITDC Ceritakan Perjalanan Pengembangan Mandalika

Ilustrasi kawasan sirkuit Mandalika/Dok. ITDC
Iconomics - Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika masih menyisakan utang sebanyak Rp4,6 triliun, sebesar Rp1,2 triliun berupa utang jangka pendek, dan Rp3,4 triliun berupa utang jangka panjang.
KEK Mandalika dibangun sejak tahun 2015 di atas lahan desngan luas kurang lebih 1174 ha. Pengembangan Mandalika sebagai Kawasan pariwisata terintegrasi yang dimuai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, utility duct, water treatment plant, waste water treatment plant, jaringan listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta jalan kawasan khusus dengan nama Pertamina Mandalika International Circuit.
Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Ari Respati menjelaskan bahwa dalam pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Dalam pembangunan dan pengembangan Kawasan ini membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah, dan stakeholder terkait serta masyarakat sekitar Kawasan The Mandalika, bersama-sama dalam mendukung pembangunan dan pengembangan The Mandalika sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB,” kata Ari dalam keterangan tertulisnya.
Dalam pembangunan Kawasan The Mandalika pada tahun 2015 dan 2020, ITDC telah memperoleh dukungan Pemerintah melalui Penanaman Modal Negara (PMN) secara tunai dengan total Rp750 miliar. Selain itu, ITDC juga memperoleh dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Himpunan Bank Negara (Himbara), dan Asian Infratsructure Investment Bank (AIIB) dengan total pinjaman yang telah dimanfaatkan sebesar Rp3,4 triliun.
Pendanaan ITDC yang bersumber dari Bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya karena sumber penghasilan usaha yang didapatkan dari Kawasan The Nusa Dua dan bisnis lainnya melalui anak dan cucu usaha ITDC.
Ari mencontohkan event internasional yang pernah diselenggarakan di KEK Mandalika seperti Moto GP maupun World Superbike (WSBK) yang memberikan multiplier effect bagi masyarakat NTB maupun nasional. Menurutnya, dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp3,570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp4,500 miliar bagi perekonomian nasional.
Penyelenggaraan MotoGP juga mencatatkan jumlah penonton mencapai 102.801 orang, serapan tenaga kerja 4.600 orang, estimasi belanja penonton Rp545,22 miliar, perputaran uang penonton Rp697,88 miliar, promosi Rp25.860 juta, akomodasi Rp42,7 miliar, dan UMKM Rp23,08 miliar.
Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ke depan, ITDC akan melakukan terobosan bisnis antara lain melakukan optimalisasi aset dengan mitra investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni khususnya di The Nusa Dua.
“Dampak dari Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor pariwisata. ITDC sebagai pengembang dan pengelola Kawasan pariwisata akan melakukan reprofiling atas fasilitas perbankan tersebut di atas, sehingga meningkatkan kemampuan pemenuhan kewajiban kepada para kreditur yang dapat disesuaikan dengan pertumbuhan pendapatan kami ke depan,” ungkap Direktur Keuangan ITDC, Ahmad Fajar.