Soleh Ayubi, Pulang Kampung untuk Mendigitalisasikan Sistem Kesehatan Indonesia

0
2090
Reporter: Petrus Dabu

Pulang Kampung

Tahun 2019, Ayubi merasa sudah meraih semua yang diimpikannya ketika pindah ke Amerika Serikat tahun 2008 silam. “Pertanyaanya, what’s next? What’s next-nya kebetulan berbarengan dengan datangnya pandemi Covid ini. Dari situ saya memulai berkomunikasi dengan beberapa orang di Indonesia. Mungkin ini saatnya saya pulang karena saya merasa apa yang saya cari-cari di sana sudah saya temukan. Kemudian saya pikir pandemi ini harus dikelola dengan benar. Bagaimana cara menyediakan vaksinnya, kemudian tracing, testing, peningkatan kapasitas rumah sakit dan seterusnya,” cerita Ayubi.

Di saat itulah, ia mengaku berkenalan dengan Budi Gunadi Sadikin, yang saat itu masih sebagai Wakil Menteri BUMN I. Ayubi juga berkenalan dengan Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma. “Ngobrol-ngobrol lumayan lama, mungkin 2 bulan. Dua bulan kita banyak diskusi program dan seterusnya. Sampai pada satu titik, ditawari kenapa enggak join saja dengan BUMN? Oh, boleh juga. Saya mengikuti prosesnya. Wawancara, assessment, dan seterusnya, sampai terakhir wawancara dengan banyak orang, termasuk dengan Pak Erick Thohir. Kesimpulannya ditawari untuk bergabung dengan Bio Farma,” ceritanya.

Baca Juga :   Dirut MIND ID: Tahun 2060 Net Zero Emission

Ayubi mengaku keputusan untuk kembali ke Tanah Air menjadi direksi di salah satu BUMN kesehatan, merupakan salah satu persimpangan yang sulit dalam perjalanan hidupnya. “Karena saya sendiri di sana (Amerika) dalam posisi yang sudah mapan dan posisi terakhir saya di sana juga sudah level direktur. Kemudian dua anak saya lahir di sana, itu tanah kelahiran mereka. Ketika harus memutuskan pulang ke Indoneisa itu bukan keputusan yang gampang. Saya sudah 13 tahun di sana, jadi sesuatu yang susah sekali diputuskan,” ujarnya.

Tetapi yang menguatkan langkahnya untuk kembali ke Tanah Air pada tahun 2020 lalu adalah melihat fakta saat itu setiap hari 300 hingga 400 orang di Indonesia meninggal akibat Covid-19. Positivity rate saat itu di Indonesia mencapai 25%, angka yang mengerikan. Di sisi lain, pengadaan vaksin juga masih gelap gulita. “Mungkin ini saatnya saya harus pulang, dan (kemudian) memutuskan pulang,” ujarnya mengenang.

Ayubi pun kembali ke Indonesia pada 31 Agustus 2020. Kemudian pada 2 September 2020, ia masuk kerja sebagai salah satu direksi di Bio Farma. Selain aktif di Bio Farma, saat ini, Ayubi juga masih mengajar di Harvard Medical School. Ia juga mengajar di almamaternya di School of Business and Management ITB. Selain aktifitas formal tersebut, Ayubi juga menjadi koordinator untuk Forum Human Capital Indonesia (FHCI). Ini adalah forum para direksi dan komisaris yang berusia di bawah 42 tahun.

Halaman Berikutnya
1 2 3 4

Leave a reply

Iconomics