
Pemasaran Motor Listrik GESITS Fokus di Tiga Wilayah Tahun Ini

Trihari Agus Riyanto, Direktur Keuangan PT Wika Industri Manufaktur
PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, mulai memasarkan secara massal motor listrik GESITS pada tahun ini. Ditargetkan dalam setahun ini, jumlah yang terjual sekitar 60.000 unit.
Motor GESITS sendiri sudah mengantongi izin plat motor dari pihak kepolisian pada Januari lalu. Harga satu unit motor listrik ini adalah Rp 24,95 juta untuk off road.
Trihari Agus Riyanto, Direktur Keuangan PT Wika Industri Manufaktur mengatakan pada tahun 2020 ini, pihaknya fokus memasarkan GESITS di tiga wilayah yaitu Jabodatebak, Jawa Timur dan Bali. “Prioritas itu dulu.Namun tidak menutup kemungkinan di pulau-pulai lain, tetapi eggak massal dan enggak massif. Misalnya kayak di Maluku waktu itu kita kirim 57 [unit], mungkin di Wamena nanti berapa. Memang spot-spot,” ujar pria yang disapa Tri ini kepada Iconomics di kantornya di Jakarta, Selasa (11/2).
Pada tahap awal ini, WIMA menggandeng tiga distributor di setiap provinsi. Tetapi, setiap distributor diwajibkan memiliki 5 outlet. “Ini di awal karena populasinya masih sedikit. Paling tidak tiga tahun ke depan populasinya makin tambah banyak. Kalau makin banyak, distributor makin banyak,” ujarnya.
Saat ini pabrik perakitan GESITS, yang berada di Komplek Industri WIKA di Cileungsi, Bogor mampu memproduksi 250 unit per shift dalam kondisi normal. Kalau satu hari dua shift jumlah yang diproduksi bisa mencapai 500 unit.
Namun, Tri mengkawatirkan wabah virus Corono di China dapat menganggu proses produksi GESITS. Pasalnya, ada sejumlah komponen seperti batrei lithium yang diimpor dari negeri tirai bambu itu. “Secara material itu ada 5 komponen-lah yang masih kita impor dari China,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap wabah virus ini tidak berlangsung lama sehingga tidak mengaggu proses produksi. “Kami harapakan dengan kasus seperti ini tidak berlama-lama sehingga target kita bisa tercapai,” ujarnya.
Tri optimis motor listrik ini akan menjadi pilihan masyarkat ke depan. Karena selain dapat menghemat devisa karena impor Bahan Bakar Minyak (BBM) berkurang, kendaraan listrik juga dapat mengurangi polusi udara. Selain itu, dari sisi operasional, menurutya, motor listrik lebih hemat 70% dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak.
Sebagai gambaran, satu batrei motor listrik yang diisi penuh atau 100% dapat digunakan untuk jarak tempuh 50 kilomter. Untuk mengisi penuh batrei tersebut, menurut Tri, biaya energi (energy cost) yang dibutuhkan sekitar Rp 1.500. Pengisian batrei (charging) bisa dilakukan di rumah, kantor atau dimana pun yang ada colokan listriknya, termasuk di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang disediakan PLN. Untuk waktu charging sendiri, menurut Tri, saat ini sudah bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam yaitu 40 menit. “Ngecas di mana saja bisa. Di rumah 900 watt pun bisa nyolok charger, kayak ngecas handphone. Begitu mudah dan simpel,” ujarnya.
Sedangkan untuk umur batrei sendiri, menurutya, mencapai 1.000 cycle atau sekitar 3 tahun. Namun, kalau sudah tiga tahun bukan berarti batreinya sudah tidak berfungsi lagi. Hanya kemampuannya menurun menjadi 80%. “Kalau batrei itu 80% untuk menggerakan motor kurang maksimal, sehingga harus diganti. Nanti setelah itu bisa diganti atau dijual kembali. Itu ada nilainya, nanti ada yang nampung,” ujarnya.
Harga satu batrei sendiri sekitar Rp 6 juta. Saat pertama kali membeli GESITS, konsumen mendapatkan satu batrei ditambah charger-nya. Tetapi dalam satu unit GESITS sebenarnya bisa dipasang dua batrei, hanya saja itu sifatnya opsional.
Selain efisien dari sisi biaya energi, motor listrik menurut Tri juga tidak memiliki mesin seperti halnya pada motor bahan bakar minyak. Karena tidak ada mesin, biaya perawatan seperti ganti oli atau karburator pun tidak ada.
Leave a reply
