
Anggota Komisi IX Ini Minta Pemerintah Kaji Ulang Belajar Tatap Muka untuk Anak

Tangkapan layar YouTube, anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher/Iconomics
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani Aher mendesak pemerintah mengkaji ulang kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM), setelah ditemukannya kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi pada anak-anak pasca-PTM. Apalagi masih banyak sekolah yang dinilai belum memenuhi aspek kesiapan PTM seperti ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan pemetaan warga sekolah.
“Baru 59% sekolah yang mengisi daftar periksa kesiapan pembelajaran tatap muka,” kata Netty dalam keterangannya, Selasa (28/9).
Dari hasil data yang dimiliki Netty menunjukkan sejak 23 september 2021, pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 12 hingga 17 tahun baru mencapai 12,79% dosis satu dan 8,84% dosis dua. Sementar total target yang ingin dicapai 26 juta.
Hingga saat ini, kata Netty, jumlah kasus kumulatif Covid-19 secara global mencapai 4.209.403 dan yang meninggal sebanyak 141.585 orang. Di samping itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menempatkan Indonesia sebagai negara yang harus waspada pandemi.
“Saat ini mobilitas masyarakat makin tinggi, transportasi publik makin padat, mal dan pusat perbelanjaan juga makin ramai. Bahkan anak-anak di bawah 12 tahun pun sekarang sudah dibolehkan memasuki mal dan pusat perbelanjaan. Kondisi seperti ini rawan memicu penularan,” ujar Netty.
Karena itu, Netty mendorong pemerintah untuk mengantisipasi melonjaknya kluster Covid-19 pada anak dengan mempertimbangkan beberapa masukan dari organisasi pendidik sebelum memutuskan penerapan PTM. Apalagi organisasi pendidik pula yang paling memahami kondisi lapangan.
Pemerintah, kata Netty, diharapkan melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi tingkat penyebaran Covid-19 yang lebih masif setelah diberlakukannya pelanggaran-pelanggaran mobilitas masyarakat. Dengan demikian, serangan gelombang ketiga bisa dicegah.
“Apalagi varian baru juga sedang mengintai masuk. Jangan buat kebijakan yang membuat kita menuai panen Covid-19,” katanya.
Leave a reply
