
Komisi VII Dukung Grup Mind Id Selesaikan Proyek Strategis Nasional

Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto/Iconomics
Komisi VII DPR mendukung grup Mining Industry Indonesia (Mind Id) menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional dan pionir yang sudah direncanakan sebelumnya. Juga mendukung Mind Id menjalankan proyek coal to dimethyl ether (DME), kebijakan insentif dan kemudahan ekosistem kendaraan listrik, serta ketersediaan energi primer dengan harga insentif khusus baik gas maupun listrik.
“Tapi, betul bahwa hari ini semen dan sebagainya menghadapi problem yang luar biasa besar, maka perlu ada perlakuan-perlakuan yang ‘menyelamatkan’ industri itu. Saya beberapa waktu lalu mengunjungi semen Batu Raja. Sekarang kan over supply kurang lebih hingga 38%. Jadi, memerlukan kebijakan yang memihak pada situasi yang memang berat bagi industri itu,” kata Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/11).
Sugeng mengatakan, pihaknya menilai Mind Id perlu mengkaji secara mendalam dan memberikan masukan secara berimbang kepada Presiden Joko Widodo terkait dampak penghentian ekspor mineral tertentu seperti timah, terutama bagi perekonomian di daerah penghasil timah. Kemudian, melaksanakan reklamasi dan pasca-tambang hingga mencapai tingkat keberhasilan 100% di mana hal tersebut diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020.
“Termasuk melaksanakan konservasi secara menyeluruh di sekitar wilayah Danau Toba yang merupakan sumber air utama bagi PLTA Asahan,” kata Sugeng.
Sementara itu, Direktur Utama Mind Id Hendi Prio Santoso mengatakan, pihaknya membutuhkan dukungan Komisi VII mendorong pemerintah agar mengeluarkan peraturan presiden (perpres) dan peraturan turunan yang dibutuhkan PT Bukit Asam Tbk yang merupakan bagian grup Mind Id, guna memperbaiki, serta mengintropeksi program ke depan.
“Spesifiknya adalah dimasukkannya pasokan batu bara yang dibutuhkan proyek coal to DME dalam konsep BLU batu bara, sehingga tidak membebani pemerintah. Kedua, adalah perpres penugasan PTBA untuk bisa melaksanakan proyek coal to DME ini,” ujar Hendi.
Di samping itu, kata Hendi, Mind Id juga membutuhkan dukungan regulasi khususnya dari sektor Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dalam pegembangan hilirisasi dalam negeri, termasuk pengaturan tata kelola impor, serta bea masuk.
“Dukungan berupa kebijakan insentif dan kemudahan bagi ekosistem kendaraan listrik agar bisa bersaing dengan kendaraan motor bahan bakar minyak. Dukungan regulasi tata kelola komoditas timah, nikel, dan bauksit sebagai mineral kritis dan mineral strategis Indonesia,” kata Hendi.
Hendi karena itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota dan pimpinan Komisi VII yang telah memberikan dukungan, arahan, dan masukan bagi Mind Id dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan.
“Kami yakin bahwa tujuan yang disampaikan adalah baik dan tentunya ini akan kami jadikan sarana untuk perbaikan dan penajaman program kami ke depan. Mohon dukungannya selalu, terima kasih,” kata Hendi.
Leave a reply
