Pemerintah Diminta Perkuat Sektor Pertanian untuk Antisipasi Ketidakpastian Global

Pemerintah diminta mengambil langkah untuk menghadapi situasi ketidakpastian global yang terjadi saat ini. Adapun langkah yang perlu dilakukan pemerintah yakni dengan memperkuat sektor pertanian sehingga bisa mengantisipasi ketidakpastian global yang berdampak terhadap energi dan pangan dunia.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan mengatakan, sektor pertanian menjadi 3 besar penopang pertumbuhan ekonomi nasional di mana Indonesia terlihat memiliki keunggulan komparatif. Karena itu, pemerintah perlu memperkuat kembali sektor pertanian, terutama dalam situasi ketidakpastian yang terjadi saat ini.

“Sektor pertanian salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah terbukti mencapai 5,44% pada Kuartal II/2022,” kata Fathan dalam keterangan resminya, Rabu (10/8).

Fathan mengatakan, pada Kuartal II/2022, sektor pertanian tumbuh sebesar 1,37% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Atas dasar itu, pemerintah juga perlu memperkuat teknologi di sentra pertanian yang ada di wilayah Indonesia.

“Harus diantisipasi dengan penyiapan ketersediaan pangan, sehingga saat situasi global benar-benar tak terkendali, minimal Indonesia mempunyai kecukupan pasokan pangan. Apalagi Presiden Jokowi telah memberikan peringatan dini jika situasi global tahun depan kian gelap,” ujar Fathan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Indonesia pada Kuartal II/2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,72% secara kuartalan. Sedangkan secara tahunan (yoy) ekonomi Indonesia pada Kuartal II/2022 tumbuh 5,44%.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 13,15%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,00%.

Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial juga terlihat pada seluruh wilayah. Pulau Jawa menjadi penyumbang utama sebesar 56,55% dari ekonomi nasional, dengan kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,66% secara yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.