Presiden Jokowi Minta Muslimat NU Perkuat Silaturahmi, Saling Menjaga dan Saling Mengingatkan

0
79

Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU) merayakan Puncak Harlah ke-78 Muslimat NU 2024 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Sabtu, 20 Januari 2024. Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh anggota Muslimat NU untuk menjaga persatuan.

“Doa ibu adalah keramat. Menembus langit luar biasa. Suara NU suara Muslimat. Jaga persatuan nusa dan bangsa,” ucap Khofifah menutup pidatonya dengan pantun.

Hal senada juga disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Puncak Harlah tersebut. Ia mengajak untuk menjaga kerukunan, saling mengingatkan dan memperkuat silaturahmi.

“Sebentar lagi kita akan Pemilu, pilihan presiden dan legislatif. Proses pemilu itu sangat penting dan menentukan tetapi kita tidak ingin gara-gara pemilu, gara-gara beda pendapat, gara-gara beda pendapat justru kita saling menghujat. Tidak boleh saling menghina, tidak boleh saling menjelekkan. Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling bicara, tidak boleh. Sesama warga saling berkelahi, juga tidak boleh,” kata Presiden.

Ia juga mengingatkan agar tidak terprovokasi adu domba. “Jangan mau kita diadudomba seperti itu, jangan mau kita dibentu-benturkan seperti itu, jangan mau kita dipecahbelah seperti itu. Setuju ibu-ibu? Karena yang paling penting, lebih penting dari itu keutuhan bangsa, persatuan bangsa, kerukunan bangsa, betul? Ibu-ibu setuju?,” ucap Jokowi.

Baca Juga :   Jokowi Nilai PAN Mampu Jawab Berbagai Krisis yang Dihadapi Indonesia Saat Ini

“Ibu-ibu sekalian, marilah kita memperkuat silaturahmi. Menguatkan ikatan kita untuk saling menjaga, saling mengingatkan agar situasi tetap sejuk, tetap rukun. Kita semuanya tetap riang gembira. Dan saya tahu Muslimat NU paling bisa soal ini, paling mengerti dan harus saya akui, ibu-ibu itu paling juara,” kata Presiden.

Muslimat NU adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang didirikan pada tanggal 26 Rabiul Akhir bertepatan dengan tanggal 29 Maret 1946 di Purwokerto.

“Pada hari ini kalau Muslimat NU, tanggal lahir hijriahnya 26 Rabiul Akhir, sudah 2 bulan yang lalu. Kalau Masehi, Maret. Kita ambil tengah-tengahnya supaya nyambung dengan Harlah Nahdlatul Ulama. NU lahirnya kalau hijriahnya 16 Rajab, kalau Masehinya 31 Januari. Jadi nyerup dengan lahirnya Nahdlatul Ulama,” ucap Khofifah.

Leave a reply

Iconomics