
Simak Prediksi Indef Ini, Bila Perang Rusia-Ukraina Berkepanjangan

Peneliti Indef Eisha M Rachbini/Dok. Paramadina
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut akan terjadi commodity shock dan financial market shock secara global termasuk di Indonesia sebagai dampak perang Rusia-Ukraina. Terlebih saat ini perekonomian global sedang mengalami pemulihan ekonomi sebagai akibat pandemi Covid-19.
“Ketika shock dari perang itu ada pasti dampaknya akan memberikan perlambatan dari pertumbuhan ekonomi baik di global dan juga ke Indonesia,” kata Peneliti Indef Eisha Maghfiruha Rachbini dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Eisha mengatakan, sebagai produsen minyak bumi di dunia, Rusia menjadi salah satu pemasok utama ke negara-negara Eropa. Karena itu, imbas dari perang tersebut, harga bahan bakar minyak (BBM) di Eropa sudah mengalami kenaikan sekitar 30%.
Dengan adanya commodity shock di pasar global, kata Eisha, itu bisa mempengaruhi harga BBM dalam negeri. Apabila dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 asumsi harga minyak sebesar US$ 63 per barel, dengan adanya perang ini, maka bisa membuat anggaran subsidi BBM membengkak.
Seperti diketahui, subsidi energi yang ditargetkan pemerintah di APBN 2022 mencapai Rp 134 triliun. Dari jumlah itu, Rp 77 triliun digunakan untuk subsidi BBM dan LPG. Sedangkan realisasi Januari 2022 sudah naik sebesar 340% bila dibandingkan dengan Januari 2021.
“Karena harga minyak dunia sudah merambat naik dari kemarin. Nah sekarang tiba-tiba sudah di angka US$ 100 per barel karena perang Rusia. Jadi memang akan membengkakan lagi subsidi energi itu. Apalagi kita ingin target defisit APBN 2022, 4,85% kalau memang harga subsidi BBM ini bisa naik,” ujar Eisha lagi.
Dampak lainnya, kata Eisha, kenaikan harga komoditas gandum dan pupuk juga akan merangkak naik. Terlebih Ukraina merupakan pemasok utama gandum terbesar ke Indonesia yakni sebesar 20% hingga 27%, selain Kanada dan Amerika Serikat. Kemudian dari sisi pupuk, Rusia merupakan pengekspor terbesar bahan pupuk calcium carbonate.
Karena itu, kata Eisha, apabila perang antara Rusia dan Ukraina terjadi berkepanjangan, maka bukan tidak mungkin hal tersebut akan membawa dampak yang serius bagi harga dan ketersediaan 2 komoditas tersebut. “Nah di pasar komoditas ini di pasar global bukan hanya dari sisi harga tetapi juga dari sisi pasokan juga bisa juga terjadi gangguan atau hambatan global supply chain,” tutur Eisha.
Leave a reply
