BI: Pertumbuhan Ekonomi Global dan Nasional Masih Akan Terkontraksi

0
490

Bank Indonesia (BI) menyebut kontraksi perekonomian global berlanjut dan pemulihan ekonomi dunia lebih lama dari yang diperkirakan. Kondisi ini disebabkan meningkatnya kembali penyebaran Covid-19 di beberapa negara dan mobilitas pelaku ekonomu yang belum kembali normal sejalan penerapan protokol kesehatan.

Perkembangan ini, kata Direktur Eksekutif – Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, menyebabkan efektivitas berbagai stimulus kebijakan yang ditempuh dalam mendorong pemulihan ekonomi di banyak negara menjadi terbatas. Sejalan dengan permintaan global yang lebih lemah tersebut, volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga lebih rendah dari perkiraan semula dan menurunkan tekanan inflasi global.

“Ketidakpastian pasar keuangan global juga meningkat didorong oleh lambatnya pemulihan ekonomi global serta kembali meningkatnya tensi geopolitik Amerika Serikat – Tiongkok,” tutur Onny dalam keterangan resminya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Itu sebabnya, kata Onny, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II/2020 akan mengalami kontraksi. Dengan level terendah pada Mei 2020. Perkembangan itu dipengaruhi kontraksi ekonomi domestik pada April hingga Mei 2020 yang sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk cegah Covid-19.

Baca Juga :   Nasabah Kena Covid-19, BNI Life Bayarkan Santunan Rp735 Juta

“Perkembangan terkini – Juni 2020 – menunjukkan perekonomian mulai membaik seiring relaksasi PSBB meski belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19,” kata Onny.

Perkembangan tersebut, kata Onny, disertai dengan ketahanan eksternal perekonomian yang tetap baik. Semisal, inflasi yang rendah dan stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran yang tetap terjaga.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sektor rill mulai mengalami pembalikan setelah sebelumnya terpukul wabah Covid-19. Itu tercermin dari pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 tumbuh 12,28% secara tahunan (yoy) pada Juni 2020. Sebelumnya pada Mei lalu PPh 21 terkontraksi -28,38% yoy.

Di samping PPh 21, PPh orang pribadi juga tumbuh menjadi 36% yoy pada Juni 2020. Sebelumnya 10,92% yoy Mei lalu. “PPh final juga mampu mencatat pertumbuhan signifikan dari kontraksi -35% pada Mei lalu, pada bulan Juni mampu mencatat pertumbuhan positif 3,91%,” kata Sri Mulyani.

 

Leave a reply

Iconomics