Telah Salurkan Pembiayaan Perumahan Rp103,75 Triliun, Apa Rencana Sarana Multigriya Finansial (SMF) Tahun Ini?
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berkomitmen untuk terus mendorong pembiayaan sektor perumahan. Sejak tahun 2005 hingga akhir tahun lalu, Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan ini telah menyalurkan pembiayaan perumahan sebesar Rp103,75 triliun kepada sekitar 2 juta debitur Kredit Pemilikan Rumah [KPR] termasuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan [FLPP].
Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan, pada tahun 2024 ini SMF akan terus konsisten dalam memperkuat peran dan fungsinya sesuai dengan perluasan mandat dari Pemerintah untuk terus mendorong perkembangan pembiayaan di sektor perumahan melalui kegiatan usaha yang efektif dan berkelanjutan.
“SMF berkomitmen untuk mendorong pembiayaan di sektor perumahan dengan berkontribusi secara aktif melalui kegiatan usaha yang efektif dan berkelanjutan, sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor perumahan yang berkelanjutan,” ujarnya, Kamis, 4 April.
Dalam upaya optimalisasi tersebut, SMF akan menjalankan beberapa langkah strategis diantaranya dengan optimalisasi perluasan mandat dan menjaga likuiditas dan menyediakan sumber pendanaan yang kompetitif dan berkelanjutan.
Selain itu, SMF juga menguatkan sinergi dengan berbagai stakeholder perumahan, meningkatkan kapasitas SDM dan menjaga tata kelola serta manajemen risiko yang baik dan terukur.
Kinerja hingga 2023
Sepanjang tahun 2023, SMF telah menjalankan berbagai upaya dalam mendukung Program Pemerintah untuk mengatasi backlog dan mendorong ketersediaan hunian layak bagi masyarakat sesuai dengan perluasan mandat yang diberikan.
Berdasarkan laporan keuangan audited, hingga akhir tahun 2023, total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak tahun 2005 mencapai Rp103,75 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir tahun 2023 mencapai sebesar Rp45,71 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp13,09 triliun. Adapun laba bersih di tahun 2023 mencapai Rp466 miliar.
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2023, SMF telah menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total sebesar Rp6,85 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap IV, Obligasi PUB VII Tahap I, Sukuk Musyarakah PUB I Tahap I, Obligasi PUB VII Tahap II, Obligasi Berwawasan Sosial PUB I Tahap I, dan Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial PUB I Tahap I.
Sampai dengan akhir tahun 2023, posisi (outstanding) surat utang dan sukuk SMF mencapai Rp19,35 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,90 triliun.
Perseroan telah aktif menerbitkan surat utang sejak tahun 2009. Hingga akhir 2023, Perseroan sudah melakukan 57 kali penerbitan dengan jumlah Rp57,27 triliun, terdiri dari 44 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk (penawaran umum) sebesar Rp52,48 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
Pada tahun 2023, SMF menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ESG (Environment, Social, and Governance) dengan menerbitkan Obligasi dan Sukuk Berwawasan Sosial (Social Bonds), yang merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Perseroan menerbitkan Obligasi Berwawasan Sosial sebesar Rp500 miliar, serta Sukuk Berwawasan Sosial sebesar Rp200 miliar.
Terkait transaksi sekuritisasi, sejak tahun 2009 sampai saat ini, SMF telah berhasil memfasilitasi 17 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp14,21 triliun. Pada tahun 2023, SMF melakukan sekuritiasi dengan BTN dengan nilai transaksi sebesar Rp600 miliar, serta dengan BSI untuk menerbitkan Efek Beragunan Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi(EBAS-SP) dengan underlying asset KPR iB BSI, yang merupakan pertama di Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp325 miliar.
2 juta debitur dapat manfaat
Ananta Wiyogo mengatakan, dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 2 juta debitur KPR, termasuk KPR Program FLPP)yang terbagi atas 85,11% wilayah barat, 13,91% wilayah tengah, dan sisanya sebesar 0,59% wilayah timur.
Sesuai dengan perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah, SMF selalu berperan aktif dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak dalam upaya mendorong perkembangan industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand.
Sepanjang tahun 2023, SMF telah menyalurkan produk-produk dalam rangka implementasi perluasan mandat dari Pemerintah sebesar Rp6,5 triliun yang terdiri dari Kredit Konstruksi, Kredit Mikro Perumahan, KPRumah Usaha, KPR Inden/PPJB, serta KPR Sewa-Beli (Rent to Own).
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, SMF juga berperan aktif dalam meringankan beban fiskal Pemerintah dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP, dimana SMF melakukan leverage atas PMN yang diterima. Dalam pelaksanaanya Perseroan bersinergi dengan BP Tapera dalam menyediakan dana KPR FLPP yang kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui Bank Penyalur.
Sejak Agustus tahun 2018 hingga 31 Desember 2023, SMF telah menerima dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah sebesar Rp9,33 triliun, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). PMN yang diterima tersebut kemudian dikombinasikan dengan penerbitan surat utang (leveraging) sehingga Perseroan dapat menyalurkan pembiayaan KPR FLPP dengan nilai sebesar Rp21,64 triliun kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Dukungan untuk sektor pariwisata
Selain itu Perseroan juga aktif dalam menjalankan beberapa inisiatif strategis diantaranya yaitu Program Pembiayaan Homestay dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.
Terkait Program Pembiayaan Homestay, sepanjang 2023 SMF telah bersinergi dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif dalam merealisasikan penyaluran pembiayaan untuk 5 desa wisata yang terdiri dari 28 debitur. Adapun sejak 2019 hingga Desember 2023, SMF telah merealisasikan Program Pembiayaan Homestay dengan total akumulasi aliran dana mencapai Rp13,59 miliar untuk 183 homestay di 21 desa wisata binaan yang terletak di Desa Nglanggeran, Desa Samiran, Desa Kuta, Desa Pagerharjo, Desa Kemuning, Desa Mertak, Desa Sarongan, Desa Sukajaya, Desa Tamansari, Desa Bangsring, Desa Sembalun, Desa Wringin Putih, Desa Tete Batu, Desa Paputungan, Desa Palaes dan Desa Pahawang, Desa Botubarani, Desa Bongo, Desa Hilisimaetano, Desa Salenrang, dan Desa Hargotirto.
Terkait realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, sepanjang tahun 2023, Perseroan dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR telah melakukan kolaborasi merenovasi 115 rumah tidak layak huni dengan serapan anggaran mencapai Rp6,15 miliar di 5 lokasi yaitu di Talumolo Gorontalo, Sukaraja Prabumulih, Makassar Timur Ternate, Oesapa Kupang, dan Teluk Pandeglang. Adapun sejak tahun 2019 hingga saat ini Perseroan telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sebanyak 488 rumah di 21 lokasi dengan serapan anggaran mencapai Rp33,8 miliar.