
Simulasi Indikator Politik untuk Capres di DKI Jakarta, Elektabilitas Anies Belum Tergoyahkan

Tangkapan layar, Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi/Iconomics
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan hasil simulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dari 10 nama, Anies Baswedan unggul dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk wilayah DKI Jakarta. Elektabilitas Anies hasil simulasi tersebut mencapai 36,8%, Ganjar 29,5% dan Prabowo 14,3%.
Di samping 3 nama itu, kata peneliti utama Indikator Burhanuddin Muhtadi, ada Ridwan Kami dengan 5,6%, Agus Harimurti Yudhoyono 2,3%. Sandiaga Salahuddin Uno 2,0%, Erick Thohir 1,6%, Andika Perkasa 0,7%, Puan Maharani 0,3%, dan Khofifah Indar Parawansa 0,0%. Sedangkan yang memilih tidak tahu/tidak jawab sebesar 6,9%.
Selanjutnya untuk simulasi 3 nama capres di DKI Jakarta, kata Burhanuddin, Anies kembali unggul dengan 42,4%, Ganjar 33,2%, dan Prabowo 16,6%. Sementara yang memilih tidak tahu/tidak jawab sebesar 7,9%.
Namun, secara tren dukungan, kata Burhanuddin, peningkatan justru terjadi kepada Prabowo dibandingkan hasil survei Juli 2022 hanya memperoleh 11,9%. Sementara, hasil survei saat ini mencapai 16,6% periode Februari-Maret 2023.
Sebaliknya, kata Burhanuddin, penurunan justru terjadi pada Anies dan Ganjar. Dibandingkan dengan Juli 2022, elektabilitas Anies mencapai 45,9%. Sedangkan elektabilitas Ganjar pada Juli 2022 mencapai 34,3%.
“Pak Prabowo baru mulai bergerak sekitar awal 2023. Ini mulai ada dampaknya, meski belum bisa menggoyang dominasi di DKI Jakarta terhadap 2 nama teratas. Paling tidak, 2 nama ini, tren positif hanya Pak Prabowo yang punya. Meski selisihnya jauh dibanding 2 nama teratas,” kata Burhanuddin.
Untuk diketahui, populasi survei berasal dari seluruh warga negara Indonesia khususnya di Provinsi DKI Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum atau mereka yang sudah berumur 17 tahun lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan pada 24 Februari-3 Maret 2023.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 820 orang, kemudian dilakukan over-sampel di Dapil DKI I dan DKI II menjadi masing-masing 800 responden, sehingga total sampel yang dianalisis sebanyak 2.060 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel sebanyak 820 responden dengan toleransi kesalahan margin of error sekitar ± 3.5% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh kota yang terdistribusi secara proporsional dan responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Leave a reply
