Sinergitas Bulog dan Id Food Dipertanyakan, Ini Jawaban Dirut Kedua Lembaga

0
436
Reporter: Rommy Yudhistira

Sinergitas antara Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dan induk badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pangan Id Food dipertanyakan. Soalnya, kedua perusahaan milik negara itu sama-sama bergerak dalam bidang pangan.

Kedua lembaga tersebut, kata anggota Komisi IV DPR Hermanto, juga memiliki kesamaan dalam mengelola komoditas seperti beras, gula, daging, dan minyak goreng. Karena itu, sinergitas kedua lembaga menjadi penting dalam konteks itu.

“Saya ingin menanyakan ini ada beras, ada gula, ada daging, ada minyak goreng, ini di mana letak sinerginya? Ketemu di lapangannya itu di mana? Mengelola pengambilan kebijakannya itu di mana? Supaya tidak ada komplikasi ketika kita mengimplementasikan terkait dengan soal beras, soal gula, soal daging,” kata Hermanto di Kompleks Parlemen, Senin (17/1).

Selain fungsinya itu, Hermanto juga menyoal dominasi pengambilan kebijakan atau tanggung jawab terhadap persoalan-persoalan di lapangan seperti masalah kenaikan harga daging, beras, gula dan juga penurunan harga. Dikhawatirkan akan saling lempar tanggung jawab bila ada kenaikan atau penurunan harga pangan.

Baca Juga :   Pemerintah Akan Sesuaikan Tarif Listrik untuk 3.500 VA ke Atas

“Ini nanti saling melimpahkan tanggung jawab kepada pihak yang lain.  Oleh karena itu, supaya lembaga-lembaga ini ada sinergitas dan kolaborasi, sehingga tidak terjadi komplikasi di lapangan,” ujar Hermanto.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Direktur Utama PT RNI (Persero) atau Id Food Arief Prasetyo Adi mengatakan, keberadaan BUMN kluster pangan bukan merupakan hal yang baru. Id Food diminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan efisiensi proses dari hulu hingga hilir.

“Menteri BUMN (Erick) memerintahkan kita, yang pertama adalah downsizing, untuk yang tidak perlu harusnya sudah dikurangi. Refocusing bisnis, dan bagaimana membangun ekosistem. Nah ekosistem ini memang kita bangun salah satunya melalui program ‘Makmur’,” kata Arief.

Sinergitas Id Food dengan Bulog, kata Arief, dipastikan kedua lembaga akan bekerja sama dan tidak akan ada persaingan terutama dalam hal pengambilan kebijakan dan tanggung jawab. Stabilisasi baik pasokan maupun harga dipastikan tetap menjadi kewenangan Bulog.

“RNI yang dalam hal ini Id Food dengan kluster pangannya, komersial,” ujar Arief.

Baca Juga :   Sri Mulyani Beberkan Tugas dan Peran Thomas Djiwandono sebagai Wamenkeu II, Apa Saja?

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya siap mendukung dengan terbentuknya BUMN kluster pangan. Bulog juga bersedia meminjamkan gudangnya apabila nanti dibutuhkan Id Food.

“Ayo kalau memang kluster pangan punya kemampuan untuk stabilisasi harga di seluruh komoditi yang ada di Indonesia, saya mau deh pinjamkan gudangnya Bulog. Tapi ada konsekuensinya. Artinya, kita benar-benar harus komitmen betul. Kan persoalan sekarang gudang saya banyak, kosong, cost-nya tinggi, tambah lagi perawatannya mahal,” kata Buwas panggilan akrabnya.

Meski demikian, kata Buwas, dengan terbentuknya BUMN kluster pangan tidak menyebabkan fungsi dan tugas yang saling tumpang tindih. Pemerintah diharapkan bisa menyesuaikan tanggung jawab tiap-tiap lembaga.

“Penugasan apa saja, silakan saja di mana saja. Tapi nanti jangan Bulog dijadikan pemadam kebakaran. Umpama ada telur naik, Bulog yang disuruh kerja. Nah sekarang bagian itu siapa, supaya jelas, daging ayam naik, dagin sapi naik, siapa yang bertanggung jawab, jadi penugasan jelas,” ujar Buwas.

 

Leave a reply

Iconomics