
Survei LSI, Tren Elektabilitas Prabowo dan Anies Naik, Ganjar Turun

Tangkapan layar, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan/Iconomics
Hasil simulasi Lembaga Survei Indonesia (LSI) terhadap elektabilitas 10 nama calon presiden (capres), maka 3 nama yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menempati urutan teratas. Elektabilitas Prabowo, misalnya, mencapai 28,3%.
Sementara itu, kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, elektabilitas Ganjar berada di angka 27,3% dan Anies Baswedan 21,0%. Sedangkan untuk Ridwan Kamil 7,0%, dan Agus Harimurti Yudhoyono 2,8%.
Posisi selanjutnya, kata Djayadi, Sandiaga Salahuddin Uno 2,3%, Erick Thohir 2,1%, Puan Maharani 1,1%, Airlangga Hartarto 0,7%, dan Muhaimin Iskandar 0,5%. Sedangkan sebanyak 6,9% memilih tidak tahu/tidak jawab.
“Tiga besarnya tetap sama, dengan selisih yang juga cenderung ketat,” kata Djayadi dalam keterangan resminya secara virtual, Rabu (3/5).
Djayadi mengatakan, dilihat secara tren dari periode Januari hingga April 2023 untuk 3 orang tersebut, elektabilitas Ganjar cenderung menurun dari 29,2% pada Januari menjadi 27,3% pada April 2023. Penguatan elektabilitas justru terjadi terhadap Prabowo dari 19,4% di Januari menjadi 28,3% di April 2023.
Begitu pula dengan Anies, kata Djayadi, tren elektabilitasnya meningkat selama periode Januari hingga April 2023 dari 16,5%, naik menjadi 21,0%. “Lagi-lagi hasil akhirnya pada April ini persaingan cukup ketat. Sekali lagi, survei ini dilakukan sebelum pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres PDI Perjuangan,” ujar Djayadi.
Survei ini dilakukan dari 12-17 April 2023. Secara metodologi, populasi survei merupakan seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara multistage random sampling 1.220 responden dengan margin of error dari ukuran sampel sebesar +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95% apabila menggunakan asumsi simple random sampling.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih spot check. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Leave a reply
