
Pelaku Usaha Mikro dan Ultra Mikro Pertanyakan Biaya Transaksi QRIS 0,7%

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani (Theiconomics)
Bank Indonesia (BI) sudah mengimplementasi penuh penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk sistem pembayaran non tunai sejak 1 Januari lalu.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Handayani mengungkapkan salah satu isu yang perlu disosialisasikan dengan baik kepada merchant terutama segmen mikro dan ultra mikro adalah soal biaya transaksi atau merchant discount rate (MDR) 0,7% dalam setiap transaksi menggunakan QRIS.
Berdasarkan kesepakatan para pelaku industri, Bank Indonesia menetapakn MDR 0,7% untuk setiap transaksi dengan QRIS. Handayani mengungkapkan MDR 0,7% ini sesuatu yang asing bagi merchant, khususnya di segmen mikro dan ultra mikro.
“Mereka selalu bertanya, kok hasil jualan saya dipotong ya? Nah itu butuh sosialisasi yang intens karena sebelumnya karena itu on cash, jadi kita bisa charge nol. Dengan adanya QRIS maka ada standarisasi 0,7 %. Nah, Ini agak cukup sulit untuk membuat suatu justifikasi bahwa ada suatu charge yang dibebankan kepada pedagang-pedagang itu. Ini challenge yang harus komunikasikan dengan baik karena memang buat mereka ‘lho ini saya jualan, jualan saya murah kenapa saya mesti di-charhege’,” ujar Handayani dalam seminar Peluang dan Tantangan Ekosistem Sistem Pembayaran Pasca Implementasi Standar QRIS’ yang digelar Iconomics dan RRI, di Jakarta, Rabu (5/2).
BRI sendiri, menurut Handayani sangat agresif masuk ke berbagai segmen untuk mendorong adopsi QRIS ini seperti ke ekosistem pasar, transportasi dan usaha mikro dan ultra mikro. Menurutnya, potensi transaksi di segmen mikro dan ultra mikro di Indonesia sangat tinggi. Tahun lalu saja, total transaksi BRILink menurutnya mencapai Rp 673 triliun. BRI juga pada tahu lalu telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke 16 juta debitur di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Ricky Satria mengatakan MDR 0,7% merupakan masukan dari industri. BI hanya memutuskan.
“Awalnya industri minta 1% di working group. Akhirnya turun, prinsip kita harus lebih murah dari kartu. Itu makanya keluar 0,7%, tetapi itu bukan harga mati,” ujarnya.
Menurut Ricky ada sejumlah manfaat yang diterima merchant dengan mengguakan QRIS seperti tidak pusing mencari uang kembalian. Kemudian ada pemisahaan antara uang pribadi dan bisnis. Dan yang terpenting adalah semua transaksi tercatat dengan baik. Pencatatan ini penting untuk memudahkan kredit skoring saat hendak mengajukan kredit ke bank.
“Teman-teman mikro ini sulit diminta untuk mencatat transaksi. Padahal itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan kredit working capital” ujarnya.
Leave a reply
