Harga Kripto YFI Tembus Rp1 Miliar Saat Bitcoin Masih Lesu

0
898

Aset kripto yearn.finance (YFI) adalah aset kripto pertama yang menembus Rp1 miliar. Alternative coin (altcoin) ini memang lebih mahal dari pada Bitcoin secara harga, sekalipun secara marketcap bitcoin masih sebagai kripto dengan market cap tertinggi.

Harga YFI menembus harga tertingginya Rp1,38 miliar pada akhir pekan lalu, saat Bitcoin sudah menunjukkan penurunan, bersamaan dengan Ethereum dan lainnya. Per hari ini, YFI masih berada di level Rp1 miliar.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan harga YFI melonjak drastis sejak pertama kali listing di Indodax, Agustus 2020. Saat itu, uangkapnya, harga YFI masih berada di level Rp74 jutaan. YFI beberapa kali sudah melebihi atau melewati harga Bitcoin. Menurutnya, ini merupakan sebuah fenomena bahwa saat Bitcoin turun masih banyak harapan dari altcoin.

“Beberapa hari ini, memang Bitcoin turun drastis. Tetapi, kita bisa melihat altcoin lain yang menguat. Salah satu yang menarik adalah YFI. Kripto ini merupakan kripto pertama yang menembus Rp1 miliar. Bahkan tertinggi melewati Rp1,3 miliar,” katanya, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga :   OJK Terbitkan POJK Baru untuk Peralihan Pengawasan Aset Kripto

Oscar Darmawan menjelaskan yearn.finance adalah adalah ‘ekosistem’ dari protokol yang dibangun di atas cryptocurrency Ethereum. Tujuan di balik pembuatan YFI adalah untuk memudahkan interaksi pengguna dengan protokol DeFi dan kemudian memaksimalkan persentase tahunan dalam mata uang kripto. Yearn finance ingin menciptakan sesuatu antara protokol keuangan yang terdesentralisasi dan hasil yang cukup besar untuk memungkinkan orang berinvestasi dalam koin yang lebih stabil pada platform.

“Ada beberapa faktor mengapa harga YFI begitu mahal. Pertama adalah YFI yang memiliki supply maksimal yang lebih sedikit yaitu hanya 3.666 token saja,” katanya.

Oscar Darmawan juga menjelaskan bahwa token yearn.finance sendiri sangat sedikit supplynya sehingga kenaikan permintaan ini mendorong harganya jadi sangat tinggi.

Terkait harga Bitcoin yang sedang lesu, menurut Oscar, kondisi tersebut adalah hal yang biasa dalam pasar kripto. Menurtnya, penurunan yang terjadi saat ini justru merupakan kesempatan untuk melakukan pembelian dan kembali menjual saat harga kembali naik.

“Faktanya, banyak orang yang memanfaatkan penurunan harga Bitcoin untuk membeli. Mereka membeli Bitcoin karena mumpung harga sedang murah. Setelah itu, mereka akan take profit saat harga naik atau kembali menembus level tertingginya,” jelas Oscar Darmawan.

Baca Juga :   Sejumlah Exchange Dirikan Bursa Berjangka Kripto, PT Digital Future Exchange

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics