
Per Juni 2021, Aset Keuangan Syariah di Indonesia Capai Rp1.885,65 Triliun

Ilustrasi/ist
Meski porsinya masih kecil dibandingkan keuangan konvensional, tetapi keuangan syariah di Indonesia terus mengalami tren pertumbuhan, bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Teguh Supangkat, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan per Juni 2021, total aset keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp1.885,65 triliun.
Bila dibandingkan posisi akhir tahun 2020 lalu, jumlah aset keuangan syariah ini tumbuh sekitar 4,67% dari Rp1.801,46 triliun.
Lebih jauh, Teguh mengungkapkan mayoritas aset keuangan syariah ini berasal dari sektor pasar modal syariah yang per Juni lalu jumlah asetnya mencapai Rp1.113,84 triliun, tumbuh 5,73% dibandingkan akhir 2020 lalu. Teguh mengatakan pertumbuhan pada aset pasar modal syariah ini terutama karena banyaknya penerbitan sukuk-sukuk negara dan lainnya.
Sementara, jumlah aset perbankan syariah per Juni lalu mencapai Rp631,55 triliun, tumbuh 3,72% dibandingkan akhir tahun lalu.
Berbeda dengan aset perbankan dan pasar modal syariah yang tumbuh positif, aset IKNB syariah mengalami kontraksi 0,07% dibanding akhir 2020 menjadi Rp116,26 triliun pada Juni 2021.
“Kalau dibandingkan dengan industri konvensional, market share keuanagan syariah sudah mencapai sekitar 10%. Saya rasa ini menunjukkan potensi syariah kedepan itu masih cukup baik kalau dilihat dari trennya yang ada. Ini yang perlu didukung oleh kita semua sehingga market share keuangan syariah itu terus meningkat secara signifikan,” ujar Teguh dalam acara Islamic Finance Summit 2021, Kamis (30/9).
Untuk perbankan syariah baik Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan BPRS, Teguh mengatakan di tengah pandemi Covid-19 tetap mengalami tren pertumbuhan positif, baik dari sisi aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun pembiayaan yang disalurkan.
Per Juni 2021, DPK perbankan syariah tumbuh 16,54% year on year, aset tumbuh 15,8% year on year dan pembiayaan yang diberikan tumbuh 7,35% year on year.
“Kalau dibandingkan dengan perbankan konvensional, syariah ini terus tumbuh positif di tengah pandemi. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi apa pun syariah ini masih tahan dan juga terus berkembang dengan baik,” ujar Teguh.
Market share perbakan syariah juga, tambahnya sudah berhasil melampaui 5%, setelah sebelum-sebelumnya sulit untuk menembus angka 5%. Per Juni, market share perbankan syariah mencapai 6,59%.
“Kita harapkan market share perbankan syariah itu tahun-tahun berikutnya bisa mencapai 10% dibandingkan dengan konvensional,” ujarnya.
Leave a reply
