Tantangan Pos Indonesia dalam Melakukan Transformasi Perusahaan

0
3801

PT Pos Indonesia (Persero) sudah merancang transformasi perusahaan, baik untuk menghadapi persaingan di industri yang kiat ketat maupun untuk menangkap potensi pasar jasa kurir dan logistik yang besar di Indonesia.

Nezar Patria, Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia (Persero) mengatakan transformasi yang sudah mulai dilakukan sejak 2020 lalu ini mencakup tranformasi bisnis, produk dan layanan, proses operasi, teknologi, sumber daya manusia, organisasi, dan budaya perusahaan.

“Di masa awal transformasi, kami menghadapi tantangan yang sangat serius,” ujarnya ketika menjadi pembicara dalam Konvensi Nasional Humas 2021, Rabu (15/12).

Tantangan tersebut adalah, pertama terkait dengan sumber daya manusia (people). Nezar mengatakan Pos Indonesia memiliki sekitar 20.000 pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia.”Ini tentu saja suatu kelebihan dan juga kalau tidak di-manage dengan baik menjadi suatu beban yang cukup serius buat performance perusahaan,” ujar Nezar.

Tantangan lain adalah masalah pendapatan (revenue). Nezar mengakui pendapatan Pos Indonesia memang cukup besar, tetapi biaya (cost) terutama untuk pegawai juga besar.

Baca Juga :   Siap Melantai di Bursa, Adhi Commuter Properti Lepas 28,6% Saham ke Publik

Cost yang tinggi ini menekan margin yang kita punya sehingga marginnya tipis,” ujarnya.

Bila tidak dikelola dengan baik antara cost dan revenue ini, tambah Nezar, Pos Indonesia akan kesulitan untuk melakukan agenda-agenda jangka panjang sehingga keberlanjutan perusahaan akan terancam bila tidak segera dilakukan sejumlah transformasi yang fundamental.

Tantangan lain yang dihadapi Pos Indonesia adalah persaingan yang sangat ketat dengan para kompetitor. Nezar mengatakan dibandingkan kompetitor, Pos Indonesia hanya unggul dari sisi jaringan yang luas.

“Tetapi dalam soal service kita harus bertarung sangat keras dengan para kompetitor terutama promosi gila-gilaan, gratis ongkos kirim dan segala macamnya, membuat Pos harus mencari suatu siasat-siasat baru untuk bisa mengakuisisi market,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics