BI: Sistem Pembayaran Digital Harus Bisa Dipercaya dan Aman untuk Masyarakat

0
728

Kasus Covid-19 yang semakin meluas tentu saja menjadi faktor arah perkembangan ekonomi global dan domestik. Secara global pertumbuhan ekonomi kini mengalami stagnasi karena Covid-19. Pun demikian di Indonesia.

Dalam konteks itu, kata Principal Economist Payment System Policy Department Bank Indonesia (BI) Agung Purwoko, sistem pembayaran menjadi penting dilihat sebagai solusi dalam perlambatan atau kontaksi ekonomi. Situasi saat ini terjadi lantaran orang-orang tidak bisa melakukan kegiatan ekonomi karena ada pembatasan dalam aktivitasnya.

“Soal stagnasi ekonomi karena Covid-19 ini sebenarnya Tiongkok memberi kabar baik. Karena pada Kuartal III/2020, ekonominya tumbuh 4,9% dari sebelumnya di Kuartal II/2020 hanya 3,2%. Ini menjadi sentiment positif di tengah pertumbuhan yang turun hingga di atas 5% termasuk di Indonesia,” kata Agung dalam acara webinar bertajuk Dinamika Sistem Pembayaran di Era Pandemi, Rabu (21/10).

Agung mengatakan, sistem pembayaran jika dilihat dari sejarahnya terus mengalami perkembangan. Diawali dengan sistem barter, karena aktivitas perekonomian semakin luas muncullah sistem pembayaran menggunakan uang dan terakhir muncul pula sistem pembayaran digital.

Baca Juga :   Jadi Dirut PLN, 3 Tantangan Besar Menunggu Rudiantara

“Instrumen (pembayaran) terus berkembang termasuk pula cara bertransaksi dan lain sebagainya,” kata Agung.

Dalam sistem pembayaran digital, kata Agung, tiap-tiap negara memiliki tingkat adaptasi berbeda-beda. Ada yang cepat, sedang dan diam. Lalu Indonesia? Menurut Agung, Indonesia termasuk negara yang cepat beradaptasi dalam sistem digital.

Digitalisasi ini, kata Agung, memunculkan teknologi baru, inovatif dan pemain baru dalam bebagai aktivitas. Dalam pembayaran juga memunculkan solusi-solusi. Semisal, dulu, jika masyarakat ingin bertransaksi, maka harus berpindah tempat untuk melakukannya.

Sementara saat ini, kata Agung, jika masyarakat ingin bertransaksi cukup dengan menggunakan telepon genggam. Sama halnya dalam hal digitalisasi pembayaran yang mengarah kepada sistem mobile teknologi yang akan mendukung aktivitas tanpa tatap muka.

“Di sinilah peran BI, masyarakat dan pelaku bisnis untuk mencari sistem pembayaran yang paling efisien dalam mendukung pertumbuhan ekonomi  dengan tetap memperhatikan kehandalan dan sistem keamanan sistem pembayaran itu. Karna uang itu soal trust, jadi regulator harus bisa memastikan masyarakat trust terhadap sistem pembayaran yang ada,” kata Agung.

Baca Juga :   Terdampak Covid-19, Utang Negara-Negara Miskin Diminta Dibatalkan

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics