
Bukti Konkret Pemanfaatan Sawit Jadi Biodiesel, Kita Tidak Lagi Impor Solar

Tangkapan layar YouTube, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana/Iconomics
Realisasi kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) terhadap energi primer di Indonesia saat ini sudah mencapai 11,5%. Dari jumlah ini, sepertiga merupakan kontribusi dari B30 atau pemanfaatan sawit menjadi biodiesel.
“Bukti konkret pemanfaatan biodiesel di dalam negeri ditunjukkan dengan menurunnya impor bahan bakar minyak (BBM) solar sejak 2017, 2018, dan 2019. Bahkan pada 2020 kita sudah masuk pada angka kita cukup produsi solar di dalam negeri,” kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana Kementerian ESDM dalam diskusi secara virtual, Rabu (10/2).
Dadan menuturkan, selain produsen sawit terbesar, Indonesia juga produsen biodiesel terbesar dan pengguna pemanfaatan terbesar di dalam negeri. Indonesia sudah menggunakan biodiesel 30% atau B30 dan tidak ada negara lain yang melakukannya secara nasional.
Produksi biodiesel, kata Dadan, tidak sekadar untuk ekspor melainkan suatu upaya yang dilakukan pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo bahwa produk dalam negeri, diolah dalam negeri dan dimanfaatkan ke dalam negeri. Bahkan pada tahun ini, Kementerian ESDM belum menerima rekomendasi untuk ekspor biodiesel.
“Ini memberi dampak atas keberlanjutan industri sawit. Presiden menargetkan mencapai 23% untuk pemanfaatan EBT pada2025 termasuk pemanfaatan biofuel khusus di sawit biodiesel. Juga berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca 29% di 2030,” kata Dadan.
Untuk menunjukkan komitmennya itu, kata Dadan, pemerintah Indonesia sudah meratifikasi Perjanjian Paris itu sebagai undang undang (UU). Salah satu pendukung utama untuk mencapai target menurunkan emisi gas ruma kaca itu adalah memanfaatkan EBY termasuk biodiesel.
Leave a reply
