
Hujan di Musim Kemarau Tahun Ini Dinilai Pengaruhi Produksi Garam Nasional

Panen garam/Dok. Ist
Hujan di musim kemarau pada 2024 dinilai menjadi masalah karena mempengaruhi produksi garam nasional. Musababnya, hujan bisa merusak bahan baku air tua dalam proses menghasilkan garam.
Ketua Pengurus Paguyuban Pelopor Petambak dan Pedagang Garam Madura (P4GM) Aufa Marom menuturkan, hasil produksi garam yang terganggu itu menyebabkan para petani menimbun garamnya. Langkah tersebut dilakukan, ketika memasuki musim hujan, para petani mendapatkan keuntungan dari naiknya harga garam.
“Untuk itu kami berharap harga garam harus ditentukan pasar, dimana jika barang sedikit maka harga akan naik,” kata Aufa kepada wartawan The Iconomics beberapa waktu yang lalu.
Karena itu, kata Aufa, pihaknya mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengambil buffer stock di petani, sehingga tidak ada permasalahan data yang terjadi. “Tidak ada kerancuan data stok nasional dan stok di ladang petani garam. Kita ketahui bersama bahwa kebutuhan garam telah terbit pada neraca garam nasional, antara supply-demand telah ditentukan,” ujar Aufa.
Di sisi lain, kata Aufa, para petani garam menjadikan tahun ini sebagai momentum untuk melihat keseriusan pemerintah dalam menjalankan mandat yang tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 126 tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional. Lewat kebijakan itu, Presiden Joko Widodo mendorong pemenuhan kebutuhan garam nasional melalui perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam.
“Semoga adanya Perpres ini tetap dikawal sebagai landasan keberhasilan pemerintah untuk membangun percepatan penggaraman nasional,” ujar Aufa.
Selain itu, lanjut Aufa, pihaknya turut mempertanyakan apakah setelah pergantian pemerintahan yang baru, Perpres Nomor 126/2022 tetap akan dilanjutkan? “Di tahun ini pula kami juga mempertanyakan, apakah Perpres ini akan terus diberlakukan atau akan diganti,” katanya.
Leave a reply
