
Kepala BKF: Krisis Energi dan Pengetatan Moneter di Negara Maju Bisa Pengaruhi Aliran Modal

Tangkapan layar YouTube, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu/Iconomics
Berdasarkan komoditas, kinerja positif ekspor didukung oleh komoditas utama seperti crude palm oil (CPO), batu bara, biji logam, dan produk manufaktur seperti bahan kimia, besi baja, dan juga mesin atau alat transportasi. Berdasarkan data BPS, peningkatan ekspor akibat peningkatan permintaan terjadi pada komoditas besi dan baja, mesin atau perlengkapan elektrik, kendaraan dan bagiannya. Beberapa komoditas yang menjadi fokus pengembangan industri juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik, sehingga diharapkan akan mampu mendorong peningkatan daya saing khususnya pada pengembangan industri kendaraan bermotor.
Sementara pada komoditas lain seperti lemak atau minyak kelapa sawit (CPO) dan bahan bakar mineral, peningkatan ekspornya lebih didominasi oleh peningkatan harga yang disebabkan adanya keterbatasan pasokan untuk CPO dari Malaysia seiring dengan pembatasan mobilitas akibat meningkatnya kembali kasus Covid-19. Selain itu, peningkatan harga komoditas juga terjadi akibat keterbatasan pasokan batubara sebagai dampak pembatasan produksi seiring dengan adanya kebijakan green economy di Tiongkok.
Untuk terus mendukung perbaikan kinerja ekspor, Pemerintah akan berfokus pada kebijakan untuk memperbaiki efisiensi, meningkatkan daya saing ekonomi, serta meningkatkan nilai tambah produk ekspor komoditas. Penguatan industri nasional juga akan terus ditingkatkan sehingga dapat mendukung program optimalisasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Impor barang juga menunjukkan perbaikan meskipun tidak lebih tinggi dari ekspor, sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi domestik dan ekspor yang semakin kuat. Pada periode ini, impor barang tercatat tumbuh secara kuartalan sebesar 2,7% (qtq) dan 43,3% (yoy) secara tahunan. Peningkatan impor barang, juga didorong oleh adanya peningkatan impor barang konsumsi 55,4% (yoy) dan impor bahan baku 49,7% (yoy), dan impor barang modal yang tercatat 17,7% (yoy).
Kinerja ekspor selama tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2020. Bahkan, total ekspor di tahun 2021 lebih tinggi dari masa pre-pandemi. Data ekspor Oktober 2021 yang dirilis oleh BPS tercatat sebesar US$22,3 miliar sehingga secara kumulatif Januari hingga Oktober 2021 angka ekspor mencapai US$186.3 miliar. Total kumulatif ekspor ini sudah lebih tinggi dari total ekspor setahun penuh (full year) di tahun 2017, 2018, 2019 dan juga 2020. Peningkatan permintaan oleh negara mitra dagang utama dan juga global diperkirakan akan tetap tumbuh yang tercermin dari Indeks Pembelian Manajer Manufaktur (Purchasing Managers’ Index/PMI) global yang masih berekspansi.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
