Langkah Facebook Cegah Hoaks Jelang Pilpres AS 2020

0
452

Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2020, Facebook mulai menyiapkan langkah-langkah mencegah beredarnya informasi palsu dan berita bohong. Salah satu langkah konkret yang dilakukan Facebook yakni menghapus akun jaringan Rusia di Instagram yang menargetkan pemilih AS.

Facebook memastikan akan meningkatkan keterbukaan dengan memberikan informasi pemilik halaman Facebook yang telah terverifikasi berikut kontennya. Sebelumnya, Facebook mendapat kecaman lantaran memuat iklan politik politikus tanpa memverifikasi faktanya. Kecaman itu datang dari calon presiden Partai Demokrat Joe Biden dan Elizabeth Warren.

CEO Facebook Mark Zuckerberg pekan lalu berkeras kebijakan tersebut sudah tepat karena memberi ruang terhadap politikus untuk beriklan tanpa disensor. Pada hari yang sama Joe Biden mengecam kampanye dari sebuah kelompok yang menyampaikan informasi palsu tentangnya.

Menanggapi keluhan Joe Biden itu, salah satu petinggi Facebook Katie Harbath mengatakan, pihaknya telah memblokir iklan tersebut dan dipastikan sudah tidak lagi ada. Iklan tersebut akan diverifikasi terlebih dulu oleh pihak ketiga.

Setelah keluhan tersebut, Mark Zuckerberg menindaklanjutinya dengan mengumumkan, Facebook akan menolak iklan yang mengkampanyekan untuk tidak memilih seseorang. Larangan serupa juga berlaku untuk iklan para politikus yang menganjurkan untuk tidak memilih.

Baca Juga :   OJK: Perkembangan Informasi di Era Digital Merupakan Tantangan

Facebook disebut Zuckerberg belajar dari situasi yang sama pada 2016. Itu sebabnya, Facebook mengubah berbagai kebijakannya tentang berkampanye di media sosial. Pihaknya disebut menghadapi serangan yang semakin canggih dari negara-negara seperti Rusia, Iran dan Tiongkok. Tetapi, kata Zuckerberg, pihaknya optimistis mampu menghadapi serangan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying membantah tuduhan Zuckerberg bahwa Tiongkok ikut campur urusan pemilu AS. Itu sebagai hal yang tidak masuk akal dan menggelikan. Jika ada yang menuduh Tiongkok demikian, maka harusnya disertai dengan bukti, kata Hua.

Tiongkok tidak pernah berminat mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Di samping Tiongkok, Rusia dan Iran juga telah membantah tuduhan AS itu.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics