Menkominfo: Pemerintah Manfaatkan Presidensi G20 Indonesia untuk Mendongkrak Perekonomian

0
599

Pemerintah menggunakan momentum Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dapat menjadi faktor pendongkrak perekonomian nasional. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,3 sampai 5,9% pada tahun ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan hal itu sangat mungkin dicapai karena Pemerintah terus memberikan dukungan melalui investasi dan pembiayaan stimulus perpajakan, mendorong daya saing investasi dan ekspor, serta peningkatan kapasitas sumberdaya manusia termasuk melalui Program Kartu Prakerja dan adopsi teknologi digital nasional.

“Pemerintah juga melakukan pembangunan infrastruktur secara masif melalui pembelanjaan infrastruktur nasional baik belanja infrastruktur fisik maupun belajar infrastruktur digital yang dilakukan juga oleh Kementerian Kominfo,” kata Menkominfo dalam siaran pers tertulis.

Menteri Johnny menjelaskan secara umum perekonomian dunia memang perlahan mulai pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19. Menurut Menkominfo, sejak tahun 2020, banyak negara menerapkan kebijakan stimulus fiskal sehingga mengakibatkan perekonomian di tingkat global mengalami akselerasi pertumbuhan di tahun 2021.

“Bahkan sampai mencapai 5,5%. Hal ini tentu tidak bisa terus dipertahankan, sehingga seiring dengan berkurangnya stimulus, proyeksi Bank Dunia dan pertumbuhan ekonomi dunia ini akan mengalami moderenisasi menjadi sekitar 4,1% di tahun 2022 dan 3,2% di tahun 2023,” kata Menkominfo.

Baca Juga :   Menkominfo Bertemu Anindya Bakrie Bahas Potensi Ekonomi Digital Indonesia

Menteri Johnny optimistis langkah yang diambil Pemerintah akan membuat perekonomian nasional tumbuh lebih tinggi dari proyeksi yang dibuat oleh Bank Dunia. Menurutnya, dengan skenario business as usual, perekonomian Indonesia tahun 2022 sampai 2025 diperkirakan dapat tumbuh dalam rentang 5,2 sampai 5,5%.

“Dan dalam skenario rebound optimal perekonomian Indonesia dalam rentang waktu yang sama diperkirakan memiliki pertumbuhan yang jauh lebih tinggi mencapai 5,2 sampai 6, 5%. Apabila memang rebound optimal, yang sedang kita siapkan di Indonesia pengolahan bahan sumberdaya alam untuk ekspor, penciptaan green industrial estate besar-besaran. Maka kita akan perkirakan pertumbuhan ekonomi kita akan jauh lebih baik di tahun 2022 hingga tahun 2025 mendatang,”kata Menteri Johnny.

Menkominfo menyatakan selama pandemi fokus Pemerintah diarahkan untuk sektor ekonomi dan kesehatan. Menurutnya selama dua tahun terakhir, Pemerintah juga mengalami tantangan besar selain pandemi, yaitu disrupsi teknologi digital.

Momentum Presidensi G20 Indonesia, menurut Menteri Johnny, akan dimanfaatkan untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam memandu pemulihan dampak pandemi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Ia mengatakan untuk Presidensi G20 Indonesia, Pemerintah telah menetapkan tiga prioritas nasional yakni berkaitan dengan arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, transformasi digital khususnya digital economy, dan yang ketiga terkait dengan transisi energi.

Baca Juga :   Terkait Judi Online, Kementerian Kominfo Bersama OJK dan BI Blokir 4.164 Rekening dan 540 Akun e-Wallet

Di tengah dinamika global seperti keterbatasan ruang fiskal dunia, climate change dan geopolitik, Menteri Johnny menyatakan optimistis kondisi di Indonesia akan relatif berbeda. Di Indonesia, kebijakan yang dilakukan untuk melakukan countercyclical melalui stimulus fiskal untuk mendukung transformasi pada tahap awal pandemi Covid-19, berbuah dengan baik dan hal itu menjadi bahasan dalam Forum G20 tahun 2022.

“Kalau di Amerika Serikat inflasi tinggi 7%, di Argentina hiperinflasi 50,9%, di Turki 45% tahun 2021, Indonesia justru mengalami inflasi yang rendah 2,18 atau hampir 2,2%. Hal ini karena ketepatan akurasi dan kemampuan adaptasi nasional, kemampuan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga perekonomian Indonesia dengan baik,” kata Menkominfo.

Menteri Johnny menyatakan Pemerintah Indonesia serius dalam menjaga konsistensi reformasi struktural. Bahkan, guna menjaga pertumbuhan Indonesia tidak bergantung hanya pada stimulus fiskal saja. Oleh karena itu, Pemerintah terus mendorong pertumbuhan sektor lain, seperti konsumsi rumah tangga, investasi ekspor dan impor, industri pengolahan dan perdagangan.

“Agar kita mampu meningkatkan investasi sektor produktif dan mengembangkan ekonomi digital. Untuk itu kami menyiapkan prioritas Digital Economy Working Group ini dalam tiga sektor yaitu konektivitas dan postcovid-19 recovery, literasi dan keterampilan digital, serta cross-border data flow dan data free-flow with trust,” jelasnya.

Baca Juga :   Soal Judi Online, Kementerian Kominfo Ancam Denda Rp500 Juta kepada Platform Digital

Menkominfo menyatakan sektor ekonomi digital memiliki potensi besar. Pada tahun 2021, valuasi transaksi ekonomi digital Indonesia berdasarkan gross merchandise value (GMV) sebesar US$70 miliar atau setara dengan kenaikan 49% dibandingkan tahun 2020.

“Sementara di tahun 2025, prognosis ukuran dari ekonomi digital indonesia diperkirakan sebesar US$146 miliar atau tingkat compound annual growth rate sebesar 20% dibanding tahun 2021. Sedangkan di tahun 2030, diperkirakan prognosis digital economy Indonesia mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan perkiraan tahun 2025 sebesar sekitar US$316 miliar,” tuturnya.

Selain itu, Menteri Johnny juga menyoroti kinerja pasar modal Indonesia. Menteri Johnny memaparkan hasil studi yang menunjukkan urgensi adopsi teknologi digital oleh pelaku Pasar Modal. Menurutnya, restrukturisasi bisnis agar dapat mengalokasikan dana lebih banyak untuk teknologi digital akan mampu meningkatkan fleksibilitas dan kapasitas perusahaan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics