Proyeksi Bank Mandiri, Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023 Lebih Kuat dari Triwulan I

0
328

Bank Mandiri memprakirakan ekonomi Indonesia melanjutkan tren pertumbuhan positif pada triwulan II tahun 2023 ini. Bahkan, dibandingkan triwulan I, yang mana pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03%, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II ini diprakirakan lebih tinggi yaitu di rentang 5,05% hingga 5,1%.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan memasuki triwulan II 2023, berbagai indikator ekonomi di dalam negeri menunjukkan perbaikan. Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan Maret 2023 terus mengalami kenaikan menjadi 123,3. Sementara pada bulan April, Purchasing Manager index (PMI) yang mengukur kinerja sektor manufaktur menunjukkan pertumbuhan signifikan ke 52,7 tertinggi dalam 7 bulan terakhir.

Penguatan pemulihan ekonomi ini juga terlihat pada belanja masyarakat, seperti tampak dari Mandiri Spending Index (MSI).

“Kami melihat belanja masyarakat mengalami peningkatan menjelang dan beberapa minggu di bulan Ramadan. Hingga bulan 26 April 2023, indeks nilai belanja MSI mencapai 156,7, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara frekuensi belanja mengalami kenaikan drastis. Hingga akhir April 2023, frekuensi belanja masyarakat mencapai 280,7,” ujar Andry Asmoro dalam acara Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (9/5).

Baca Juga :   Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19 Berakhir, Mayoritas Debitur Bank Mandiri Kembali Normal

Secara komposisi belanja, belanja terkait supermarket dan fashion terus mengalami kenaikan. Pada April 2023, belanja terkait supermarket dan fashion masing-masing mengambil porsi sekitar 16,3% dan 12,3%, tertinggi sejak tahun 2022. Namun di sisi lain, belanja barang tahan lama, seperti household-related goods, porsinya terus mengalami penurunan sejak Januari 2023. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran perilaku konsumsi masyarakat yang menjadi defensif.

“Di tengah tekanan perlambatan ekonomi global, kami memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023, masih berpotensi tumbuh stabil pada kisaran 5,07% (yoy). Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan mencapai 5,04%. Ke depan, ekonomi Indonesia juga akan menghadapi tantangan lain yaitu penyelenggaraan Pemilu. Belanja terkait Pemilu dapat mendorong konsumsi meningkat. Namun di sisi lain, investor akan bersikap hati-hati dan cenderung wait and see. Jika situasi politik tetap kondusif dan stabil, hal ini berpotensi memberi dampak positif terhadap ekonomi domestik,” ujarnya.

Selain dari sisi konsumsi, akselerasi belanja pemerintah juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023 ini. Proyek-proyek pemerintah yang belum terakselerasi pada triwulan I yang lalu diharapkan mulai gencar dilakukan pada triwulan kedua ini. “Kalau misalnya proyek-proyek itu berjalan di kuartal dua, harapannya itu juga bisa menopang angka investasi di kuartal dua dan juga kuartal tiga nanti,” ujar Andry.

Baca Juga :   Prospek Kinerja Kian Membaik, Fitch Kerek Rating Bank Mandiri Jadi BBB

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menambahkan, selain konsumsi yang meningkat, laju pertumbuhan ekonomi triwulan II lebih kuat daripada triwulan I, antara lain karena faktor musiman (seasonal). “Jadi, memang triwulan II biasanya aktivitas ekonomi lebih meningkat,” ujar Dian.

Sementara dari sisi investasi, menurut Dian, pada triwulan I yang lalu memang ada perlamabatan sebagai imbas dari kondisi ekonomi global. “Ke depannya seperti apa (kondisi investasi), mungkin ini akan sangat berkaitan dengan situasi globalnya. Tetapi memang kami melihat, so far berbagai gejolak global ini sebenarnya masih cukup terkendali adalam arti belum menimbulkan dampak yang signifikan, misalnya ke persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia. Jadi, sebenarnya masih ada peluang ke depan untuk investasi lebih terakselerasi. Tetapi yang jelas, potensi peluang pertumbuhan ekonomi di triwulan II untuk lebih kuat itu ada,” ujar Dian.

Leave a reply

Iconomics