
RSPO Paparkan Capaian Sepanjang 20 Tahun Berdiri

CEO RSPO, Joseph D’Cruz/Dok. RSPO
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) terus mendorong perubahan global dalam produksi dan konsumsi minyak sawit berkelanjutan sepanjang usianya yang hampir 2 dekade ini. Berawal dari 200 anggota di 16 negara pada 2004 silam, RSPO kini telah memiliki lebih dari 5.700 anggota dan meliputi lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
CEO RSPO, Joseph D’Cruz mengatakan melalui aksi sukarela selama hampir dua dekade, anggota RSPO telah bersatu dalam meningkatkan standar keberlanjutan dalam industri ini.
“Dampak yang telah kami capai secara kolektif semakin diakui oleh para pemangku kepentingan di luar industri kami, dan kami melihat adanya perubahan nyata dalam narasi minyak sawit berkelanjutan yang mendukung kami. Sebagai kemitraan global untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan, kita harus menempuh jalan ini dan terus berkembang serta menjangkau wilayah baru. Saat ini terdapat ruang bagi kami untuk melampaui standar dan sistem sertifikasi serta mengembangkan alat yang memungkinkan industri menunjukkan keberlanjutan sesuai permintaan pasar, regulator, dan pelanggan saat ini,” kata Joseph dalam keterangan resminya.
Pencapaian utama RSPO selama dua dekade terakhir terus menjadi perhatian, termasuk peningkatan luas lahan bersertifikat global dari sebelumnya hanya mencapai 125.000 hektar pada tahun 2008, kini menjadi 4,9 juta hektar yang tersebar di 23 negara pada tahun 2023. Pasokan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO) mencapai tonggak sejarah baru yang mencapai 15,4 juta metrik ton, sementara lisensi Merek Dagang RSPO telah meningkat secara drastis menjadi lebih dari 1.600 lisensi terdapat di lebih 100 negara dan kawasan, dengan pertumbuhan yang terlihat di Tiongkok, Jepang dan Asia Tenggara, yang menandakan adanya peluang besar di pasar-pasar tersebut. RSPO Smallholder Support Fund (RSSF) telah menyediakan dana sebesar US$ 4,2 juta untuk mendukung 44.203 petani di 12 negara sejak tahun 2013.
Dalam rangkaian memetakan wilayah baru, Sistem Sertifikasi, Perdagangan dan Ketelusuran RSPO (Certification, Trade and Traceability System/CTTS), yang diluncurkan pada bulan Oktober 2023 dengan pembentukan konsorsium tripartit yang terdiri dari para ahli teknologi pertanian global, memberikan contoh bagaimana organisasi ini memajukan dan mendigitalisasi sistem ketelusuran. Hal ini berakar pada solusi-solusi terbaik di bidangnya yang akan mampu memenuhi kebutuhan saat ini dan mengantisipasi kebutuhan yang berkembang pesat di masa depan, untuk memenuhi peraturan global yang semakin ketat, dimulai dengan Peraturan Deforestasi UE (EUDR), dan secara aktif terlibat dengan Komisi Eropa untuk berbagi pengetahuan mengenai topik ini dengan semua pihak terkait.
Anne Rosenbarger dan José Roberto Montenegro, Ketua Dewan Gubernur RSPO, bersama-sama menyerukan agar keberhasilan selama 20 tahun terakhir dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan lebih lanjut melalui tindakan kolektif dan pendekatan inovatif.
“RSPO berkembang secara strategis untuk menghadapi tantangan saat ini dan yang akan datang, termasuk perubahan sesuai dengan peraturan dan pasar, serta meningkatkan kemampuan audit dan penerapan standar dan sistem Penjaminan kami saat ini agar siap terhubung dengan platform keberlanjutan industri yang lebih luas,” kata Anne Rosenbarger.
Setelah melakukan tinjauan yang komprehensif dan konsultatif terhadap Prinsip dan Kriteria RSPO 2018 serta Standar Petani Swadaya RSPO 2019, proses revisi teknis sedang dilakukan untuk menghasilkan serangkaian standar terbaru pada tahun 2024.
Leave a reply
