Setelah Kantongi Izin Sebagai Bank Emas, BSI Bakal Terus Tambah Produk Baru

0
20

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang telah mengantongi izin sebagai bank emas atau bullion bank pada Februari lalu, bakal terus menambah produk baru terkait emas.

Ade Cahyo Nugroho, Direktur Finance & Strategy BSI mengatakan sebelum mendapatkan izin sebagai bank emas, BSI memiliki dua produk bisnis emas yaitu gadai emas dan cicil emas.

“Tetapi sejak ada lisensi bullion bankat least tiga tambahan layanan, yaitu sekarang nasabah bisa beli emas di (aplikasi) BYOND, lalu menitipkan emasnya di BSI setelah beli emas di BYOND dan ketiga, bila nasabah butuh (uang) bisa dijual,” ujar Ade dalam konferensi pers kinerja BSI, Rabu (30/4).

BSI, kata Ade, kini menyediakan layanan yang lengkap dalam bisnis emas.

“Bisa membeli (emas) di BYOND, bisa menitipkannya di BSI, lalu bisa menjualnya bila butuh duit atau mau membeli secara cicil atau menggadaikan bila memang sudah punya emas,” ujarnya.

Ia mengatakan BSI bakal terus menambah produk terkait emas lagi ke depannya.

Baca Juga :   Pemerintah Naikkan Tenor KPR Hingga 35 Tahun, BSI; Semakin Membuka Peluang Kepemilikan Rumah Generasi Muda

“Akan ada dua produk lagi yang insyaallah kita upayakan di akhir tahun atau di awal 2026 yaitu produk terkait dengan lending dan deposit,” ujarnya.

Ade mengatakan layanan bisnis emas BSI ini bisa dilakukan secara digital melalui aplikasi BYODN dan kantor cabang BSI.

“Tentu yang paling mudah adalah melalui platform digital kita yaitu BYOND. Bisa dibeli mulai dari 0,1 gram,” ujarnya.

Ade mengatakan selama tiga bulan pertama 2025, bisnis emas BSI mengalami pertumbuhan signifikan seiring dengan kenaikan harga emas.

Potensi bisnis emas ini, menurut dia, masih sangat tinggi. Hingga April 2025 ini, jumlah rekening emas di BSI baru mencapai 140 ribu rekening. Padahal, jumlah nasabah BSI sekitar 22 juta.

“Makanya, ini yang kami bersyukur, bank emas akan mewarnai strategi dari BSI yang tentunya ke depannya melengkapi layanan BSI yang selalu kita bilang finansial, spiritual dan sosial,” ujarnya.

Per Maret 2025 bisnis emas di BSI melesat 81,99% year on year (YoY) ke level Rp14,33 triliun. Cicil emas mendominasi pertumbuhan bisnis emas mencapai Rp7,37 triliun tumbuh 168,64% YoY dan Gadai Emas   mencapai Rp6,96 triliun tumbuh 35,65% YoY. 

Baca Juga :   Bank Syariah Indonesia Beri Pembiayaan Rp25 Miliar ke Yayasan Nizamian Andalusia

Bisnis emas mampu memberikan kontribusi fee based income perusahaan sebesar 17,81%. 

Ade mengatakan selain lonjakan bisnis emas, selama tiga bulan 2025 juga ada lonjakan pada jumlah pendaftar haji. 

“Jadi, biasanya di BSI itu pendaftar haji per bulan sekitar 30 ribu sampai 50 ribu. Di bulan Maret kemarin mencapai rekor baru per bulannya menembus 111 ribu. Jadi, selain bisnis emas, bisnis haji juga akan menjadi bisnis yang akan kita dorong di BSI,” ujarnya.

Seperti bisnis emas, potensi bisnis haji ini, kata Ade juga sangat tinggi. Sebab, dari sekitar 243 juta populasi Muslim di Indonesia, baru sekitar 11 juta yang memilki rekening haji.

“Artinya, betapa masih banyaknya nasabah Muslim yang belum punya tabungan haji. Ini yang kita jemput secara progresif. Alhamdullilah teman-teman kita di cabang sudah membuktikan bahwa demand-nya ada, masyarakatnya mau kalau kita menjemput dengan cara baik. Jadi, kalau sebulan saja bisa 100 ribuan, berarti setahun BSI mungkin bisa menambah rekening haji sekitar 1,2 juta sampai 1,5 juta,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics