3 Strategi Prudential Syariah Menggarap Pasar Asuransi Syariah

0
669
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Direktur Utama Prudential Syariah Omar Sjawaldy Anwar menceritakan perjalanan asuransi syariah di Prudential. Prudential Syariah telah melewati dua tahap selama lima belas tahun ini.

Tahap pertama melakukan persiapan dan seiring berjalannya waktu, perusahaan menyiapkan produk, layanan, digital base dan banyak bereksperimen.

Tahap kedua, mendirikan asuransi syariah tahun 2007, yang kini telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan Maret tahun 2022. Pada saat itulah, Prudential Syariah menjadi badan usaha syariah sendiri.

Omar menjelaskan berbagai strategi dalam perjalanan asuransi syariah di Prudential. “Disinilah kita melakukan 3 strategi, yaitu inovasi, digitalisasi, dan juga yang ketiga adalah kolaborasi. Kolaborasi kenapa? Karena kita tidak bisa bergerak sendiri, kita harus bekerja sama dengan instansi, pemerintah, dan regulator,” kata Dirut Prudential Syariah pada 1 Desember 2022.

Tantangan yang dihadapinya, salah satunya adalah bagaimana caranya bisa memiliki produk-produk yang inovatif karena untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Salah satunya harus punya digital platform karena semua modal dan polanya melalui digital. Namun, tantangan utama yang dialami asuransi syariah adalah literasi asuransi.

Baca Juga :   Perjalanan 25 Tahun Prudential Indonesia: Inovasi, Mendengarkan dan Memahami Kebutuhan Nasabah

Omar juga mengandaikan pentingnya literasi pada pasar modal. Dulu, pasar modal belum begitu ramai namun ketika ada disrupsi pandemi sehingga memicu kegiatan masyarakat yang bosan di rumah saja menjadi akhirnya berinvestasi saham. Hal ini membuat banyak masyarakat, terutama milenial dan Gen Z sadar tentang pasar modal.

“Itu yang harus kita bangkitkan, literasi itu harus ada semacam quantum leapnya tapi kita harus sediakan edukasi, pendidikan, pemahaman,” kata Omar.

Namun demikian, perusahaan asuransi harus dapat mengubah tantangan-tantangan yang ada menjadi sebuah peluang, meskipun tetap membutuhkan waktu.

Omar juga menceritakan kinerja keuangan Prudential Syariah. “Pada triwulan ketiga, aset mencapai Rp6,6 triliun untuk klaim kita bayarkan Rp1 trilun lebih dikit. Solvabilitas masih 251% jauh di atas batas dari yang ditentukan regulator, akhir tahun positif,” ungkap Omar.

Leave a reply

Iconomics