
Akhir Triwulan Pertama, APBN 2023 Masih Surplus Rp128,5 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA edisi April 2023, Senin (17/4).
Tren surplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terus berlanjut hingga akhir triwulan pertama 2023. Surplus yang ditopang oleh kuatnya pertumbuhan penerimaan negara ini menjadi modal yang baik bagi Indonesia dalam menghadapi dinamika perekonomian yang masih tidak pasti baik yang disebabkan oleh faktor global maupun dari dalam negeri sendiri.
Kementerian Keuangan menyampaikan pendapatan negara pada Januari-Maret 2023 masih tumbuh tinggi sebesar 29%, terutama ditopang oleh pertumbuhan penerimaan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Total penerimaan negara hingga 31 Maret 2023 sebesar Rp647,2 triliun atau 26,3% terhadap total rencana pendapatan tahun ini. Penerimaan negara ini bersumber dari penerimaan pajak sebesar Rp432,2 triliun atau naik 33,8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penerimaan bea dan cukai mengalami penurunan 8,9% menjadi Rp72,2 triliun. Realisasi PNBP tercatat sebesar Rp142,7 triliun atau naik 43,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Di sisi belanja, total realisasi belanja negara pada Januari-Maret 2023 sebesar Rp518,7 triliun atau baru 16,9% dari rencana belanja sepanjang tahun ini. Realisasi belanja ini tumbuh 5,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Belanja pemerintah pusat terealisasi sebesar Rp347,3 triliun atau 15,5% dari rencana belanja tahun ini dan naik 10,5% dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat pada periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah pusat ini terdiri atas belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp166,9 triliun atau 16,7% dari total rencana belanja tahun ini. Sementara belanja Non K/L sebesar Rp180,3 triliun atau 14,5% dari total rencana belanja tahun ini.
Pos belanja pemerintah daerah melalui transfer ke daerah terealisasi sebesar Rp171,4 triliun atau 21% dari rencana belanja tahun ini dan mengalami penurunan sebesar 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan postur pendapatan dan belanja tersebut, pada Januari-Maret 2023, secara keseluruhan mengalami surplus sebesar Rp128,5 triliun, lebih tinggi dari surplus APBN pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp11,1 triliun. “Ini adalah surplus yang cukup meyakinkan yaitu 0,61% dari GDP kita,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA edisi April 2023, Senin (17/4).
Sementara itu, keseimbangan primer yaitu total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang pada Januari-Maret 2023 juga surplus sebesar Rp228,8 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, keseimbangan primer surplus sebesar Rp95,5 triliun.
Sri Mulyani menyampaikan hingga Maret 2023, pemerintah telah merealisaiskan pembiayaan sebesar Rp203,7 triliun yang dilakukan untuk membangun cash buffer dalam mengantisipasi ketidakpastian di sektor keuangan global. “Ini memberikan kita cukup baik dari sisi pencadangan kita maupun posisi kita menghadapi ketidakpastian global,” ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan seluruh dunia saat ini masih menghadapi situasi yang tidak baik yaitu pelemahan ekonomi global yang berlanjut sampai semester kedua tahun ini. Meskipun, menurutnya, Amerika, Eropa, kemungkinan terhindar untuk jatuh ke dalam resesi, namun perekonomian negara-negara maju tersebut sangat lemah. Kondisi ini, tentu akan berdampak ke seluruh dunia.
“Untuk Indonesia sendiri di kuatal satu ini kita lihat seluruh kegiatan ekonomi masih cukup stabil dan ini menimbulkan penerimaan dari sisi perpajakan kita maupun PNBP yang cukup baik. APBN kita di bulan Maret mencatatkan surplus dengan kinerja belanja yang kuat,” ujarnya.
Kinerja APBN yang baik ini, menurut Sri Mulyani akan menjadi modal bagi Indonesia dalam menjaga kewaspadaan terhadap berbagai gejolak dan ketidkpastian sepanjang tahun 2023 baik yang berasal dari luar maupun juga yang berasal dari dalam negeri.
Leave a reply
