
Bank Indonesia PD Rupiah Kembali Perkasa Pada Tahun 2023

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Bank Indonesia memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat akan kembali menguat pada tahun 2023, seiring dengan meredanya ketidakpastian Global. Saat ini, kurs Rupiah terhadap Greenback berada di kisaran 15.600.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan depresiasi Rupiah saat ini terjadi karena Dollar Amerika Serikat begitu perkasa, menyusul kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). Kenaikan suku bunga Fed ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada triwulan pertama 2023.
“Kami yakin tahun depan, begitu tekanan global mereda, Rupiah akan menguat kembali ke fundamentalnya. Fundamental faktor akan lebih dominan,” ujar Perry saat menjadi pembicara dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan Jakarta, Rabu (21/12).
Perry mengatakan Rupiah akan menguat sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, misalnya, masih cukup solid di tengah ancaman resesi ekonomi Global.
“Bank Indonesia memperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi adalah 4,5% sampai 5,3%. Kurang lebih mendekati 5%,” ujar Perry.
Tingkat inflasi Indonesia juga terkendali. Sepanjang tahun 2022 ini, Bank Indonesia meperkirakan inflasi berada di sekitar 5,4%.
Dukungan fiskal pemerintah melalui kebijakan subsidi serta ketersediaan pangan yang memadai, membuat inflasi secara keseluruhan pada tahun depan akan kembali berada di bawah 4%. Demikian juga inflasi inti, diperkirakan berada di bawah 4%.
“Akhir tahun depan, inflasi kita diperkirakan di sekitar 3%. Itu IHK. Kalau core inflasi sudah di bawah 4% di semester satu, tetapi kalau IHK karena ada dampak base itu akhir tahun depan adalah sekitar 3%,” jelas Perry.
Neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 ini, jelas Perry, secara keseluruhan juga surplus sebesar US$2,6 miliar. “Tahun depan, karena aktivitas dalam negeri itu naik, impornya naik, current account (neraca transaksi berjalan) kita masih 0%, masih balance. Tetapi capital account kita akan masuk PMA dan akan kembali masuk untuk investasi portofolio,” ujar Perry.
Leave a reply
