
Begini Model Bisnis Holding BRI, Pegadaian dan PNM

Direktur Utama BRI Sunarso/The Iconomics
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membentuk holding khusus untuk mendukung pembiayaan segmen usaha ultra mikro. Dengan adanya holding ini diharapkan usaha ultra mikro yang jumlahnya sekitar 60 juta nasabah (64% dari total jumlah entitas usaha) bisa naik kelas karena mendapatkan akses pembiayaan.
Sunarso, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengatakan segmen usaha ultra mikro ini belum menjadi target utama dari sebagian besar lembaga keuanga formal. Padahal, masih 30 juta nasabah usaha ultra mikro ini sama sekali belum tersentuh layanan sektor keuangan formal. Menurutnya, BRI, Pegadaiaan dan Permodalan Nasional Madani atau PNM sudah memiliki bisnis model yang khusus untuk menyasar segmen mikro dan ultra mikro ini.
Karena itulah pemerintah membentuk sebuah holding atas tiga BUMN tersebut, dengan tujuan membentuk sebuah ekosistem sektor keuangan yang bisa melayani mulai dari segmen usaha ultra mikro, mikro, kecil dan menengah secara tersistem.
“Tujuan dari ekosistem ini adalah untuk memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan melalui proses pembiayaan berkelanjutan dengan target sasaran adalah 57 juta nasabah ultra mikro dimana berdasarkan riset kami 30 juta diantarnya itu memang sama sekali belum memiliki akses pembiayaan,” ujar Sunarso, saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis kemarin.
Sunarso menjelaskan model bisnis eksosistem ini adalah pertama-tama fokus pada masyarakat yang memang belum fully commercial yang sering disebut unbankable atau unvisible. Pada tahap ini, PMN akan memberikan pembiayaan dan pemberdayaan melalui social group lending.
“Apabila sudah memenuhi kaidah-kaidah atau kriteria komersial, mereka bisa melanjutkan meningkatkan usahanya dengan mengakses pendanaan dengan dua alternatif,” ujarnya.
Alternatif pertama melalui Pegadaian bila pinjaman mengandalakan jaminan (collateral base). Alternatif kedua adalah ke BRI bila memenuhi kaidah-kaidah pengajuan kredit perbankan seperti analisis cash flow.
Dengan model bisnis ini, terjadi proses yang berkesinambungan, terstruktur dan sistematis segmen ultra mikro untuk naik kelas. “Proses naik kelasnya pun bisa di tracing dan kemudian data base-nya pun bisa diintegrasikan,” ujar Sunarso.
Sunarso mengtakan ditargetkan tahun 2024, ekosistem tiga BUMN ini bisa melayani 29 juta nasabah baru.
“Jadi masing-masing akan lebih fokus di core bisnisnya masing-masing, mengikuti bisnis modelnya masing-masing tetapi kemudian disambung melalui ekosistem ini sehingga proses naik kelasnya dan proses akusisi nasabah baru itu menjadi sangat terstruktur,” ujarnya.
Leave a reply
