
Holding BRI, Pegadaian dan PNM: Bukan Merger, Bisnis Model Masing-masing Dipertahankan

Tangkapan layar YouTube, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo/Iconomics
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa holding ultra mikro yang mencakup PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Perum Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM bertujuan untuk membentuk ekosistem sektor keuangan supaya bisa melayani mulai dari segmen usaha ultra mikro, mikro, kecil dan menengah secara tersistem.
Ketiga entitas bisnis ini tetap mempertahankan bisnis model masing-masing dimana BRI tetap fokus pada kredit usaha rakyat, Pegadaian tetap fokus di usaha gadai dan PNM tetap fokus melakukan pemberdayaan ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar). Ketiganya tidak dimerger menjadi satu entitas bisnis.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan integrasi ketiga BUMN tersebut mampu menjangkau masyarakat luas dengan jaringan yang terintegrasi. Saat ini, jelasnya, dalam piramida usaha di Indonesia di segmen terbawah terdapat 60 juta nasabah ultra mikro yang saat ini baru separuhnya yang mempunyai akses kepada pembiayaan formal.
“Oleh karena itu ke depan, untuk bisa memberdayakan dan memberikan akses keuangan yang formal dengan biaya lebih murah, tentunya jangkauan ini jadi kunci utama. Oleh karena itu kami meyakini bahwa integrasi tiga entitas usaha ini bisa memberikan layanan usaha yang semakin lengkap, terintegrasi dan luas,” ujar pria yang disapa Tiko ini saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (18/3).
Tiko mengatakan ditargetkan empat tahun ke depan, ketiga entitas bisnis ini mampu melayani sekitar 30 juta nasabah baru secara terintegrasi. “Saat ini pun kami sudah melakukan piloting dalam bentuk co-location dimana cabang-cabang Unit Desa BRI ke depan akan dilengkapi dengan loket untuk Pegadaian, agar masyarakat bisa menggadaikan barangnya, maupun juga menjadi pos untuk para Account Officer (AO) dari Mekaar (PNM) yang nanti menjangaku untuk pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu dengan konsep social lending,” ujar Tiko.
Halaman Berikutnya