Sunarso: BRI akan Terus Tebar Dividen di Atas 70% dari Laba Bersih
Sunarso, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengatakan manajemen berkomitmen untuk terus membagikan dividen kepada pemegang saham. Dalam beberapa tahun ke depan, dengan kondisi permodalan yang memadai saat ini, dividend payout ratio BRI akan tetap di atas 70%.
“Manajemen berkomitmen bahwa dapat laba berapa pun minimal 70% bisa kita bagikan dalam bentuk dividen. Bahwa realisasinya nanti katakanlah mungkin 80% atau bahkan stabil di 85%, maka itu jawabannya. Berati, tahun-tahun ke depan kita masih bisa memberikan dividend payout ratio yang tinggi. Artinya di atas 70%,” ujar Sunarso menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Senin (13/3).
Seperti ditulis sebelumnya, dalam RUPST ini, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar Rp43,94 triliun atau 85% dari laba bersih pada tahun 2022 yang sebesar Rp51,4 triliun.
Sunarso mengatakan saat ini kondisi permodalan BRI sangat memadai, meskipun sebagian besar laba bersihnya dialokasikan untuk dividen. Disebutkan bahwa right issue yang dilakukan saat pembentukan holding ultra mikro semakin memperkuat permodalan BRI.
Saat itu, nilai right issue mencapai Rp96 triliun dan merupakan right issue terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dan nomor empat terbesar di Asia.
“Dengan right issue itu kemudian modal BRI sangat kuat. Sampai Desember kemarin Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI itu 25,1%. Dengan demikian maka tantangan BRI adalah me-leverage capital yang tinggi itu melalui tumbuh, tumbuh, dan tumbuh,” ujarnya.
Menurutnya, CAR 25,1% itu memadai untuk mengkover berbagai risiko ke depan, termasuk dalam rangka compliance terhadap ketentuan Basel III, dimana ada jensi risiko baru yang harus ditangani, termasuk di dalamnya contra-cyclical risk.
Menghadapi berbagai risiko tersebut, tambah Sunarso, hanya diperlukan CAR 17,5%. “Padahal kita punya CAR 25,1%. Asumsikan saja dalam pertumbuhan satu tahun dibutuhkan konsumsi terhadap CAR itu 2%, maka rasanya 3 sampai 4 tahun ke depan, berapa pun laba BRI layak untuk dibagikan dalam bentuk dividen,” jelas Sunarso.