
Belanja Kurang Greget, Surplus APBN pada Februari Mencapai Rp131,8 Triliun

Konferensi Pers APBN KiTa edisi Maret 2023, Selasa (14/3).
Pola belanja negara yang kurang greget di awal tahun masih saja terjadi. Hingga akhir Februari 2023, belanja negara tumbuh relatif kecil, sementara di sisi lain pendapatan negara tumbuh begitu kencang. Dus, posur APBN hingga 28 Februari 2023 pun kembali surplus bahkan meningkat hampir enam kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan hingga Februari 2023, total pendapatan negara mencapai Rp419,6 triliun, naik 38,7% dibandingkan tahun lalu. Realisasi pendapatan negara ini sudah mencapai 17% dari total target dalam APBN 2023.
Pendapatan negara ini bersumber dari pendapatan pajak sebesar Rp280 triliun, tumbuh 40,4% atau 16,3% dari target tahun ini. Kemudian, penerimaan bea dan cukai sebesar Rp53,3 triliun, turun 6,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi pendapatan bea dan cukai ini mencapai 17,6% dari target tahun ini.
Selanjutanya, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Februari 2023 mencapai Rp86,4 triliun, tumbuh 86,6% dibanding tahun lalu yang hanya Rp45,9 triliun. Realisasi PNBP ini mencapai 20% dari target tahun ini.
Saat sisi pendapatan tumbuh signifikan, sisi belanja relatif kurang greget, bahkan untuk belanja Kemeterian/Lembaga dan transfer ke daerah mengalami kontraksi.
Sri Mulyani memaparkan, total belanja negara hingga Februari 2023 mencapai Rp287,8 triliun atau baru mencapai 9,4% dari total rencana belanja tahun ini. Realisasi belanja negara ini haya tumbuh 1,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kurang gregetnya sisi belanja ini terjadi pada belanja Kementerian/Lembaga. Total belanja Kementerian/Lembaga hingga akhir Februari mencapai Rp76,4 triliun, turun 2,8% dari Rp78,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan Belanja Non K/L, seperti untuk subsidi dan gaji pensiun, hingga Februari 2023 mencapai Rp106,2 triliun, naik 13,4% dari Rp93,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Transfer ke daerah juga mengalami kontraksi 4,8%, dari Rp110,5 triliun pada Februari 2022, menjadi Rp105,2 triliun pada tahun ini.
Dengan postur pendapatan dan belanja negara tersebut, keseimbangan APBN hingga Februari 2023 secara keseluruhan mengalami surplus sebesar Rp131,8 triliun, naik hampir 6 kali lipat dibandingkan surplus tahun lalu yang sebesar Rp19,9 triliun.
Sementara itu, keseimbangan primer yaitu total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang pada Februari 2023, surplus sebesar Rp182,2 triliun, naik tiga kali lipat dari Rp61,9 triliun pada tahun lalu.
Meskipun surplus, namun APBN tahun ini didesain defisit sebesar 2,84% dari PDB. Karena itu, Sri Mulyani mengatakan hingga Februari 2023, realisasi pembiayaan sudah mencapai Rp182,2 triliun atau 30,5% dari total pembiayaan yang dianggarkan dalam APBN tahun ini.
Sri Mulyani mengatakan APBN tetap memainkan pernanan penting dalam melindung masyarakat Indonesia, terutama dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
“Kondisi ekonomi global masih perlu untuk kita waspadai. Karena ini memberikan adanya ketidakpastian yang sulit sekali polanya ditebak,”ujarnya.
Ketegangan geopolitik yang berimplikasi pada operasi militer, tambahnya, merupakan hal yang sulit diprediksi. Kondisi ini pun akan terus menghantui kondisi perkonomian global. Di sisi lain, inflasi global juga masih belum benar-benar jinak. Oleh karena itu suku bunga masih akan tetap tinggi dalam jangka yang cukup panjang. “Ini kemudian menimbulkan volatiltas atau gejolak yang harus kita waspadai,” ujarnya.
Namun di dalam negeri, menurut Sri Mulyani, ekonomi Indonesia masih sangat baik. Ia optimis triwulan pertama ini, pertumbuhan ekonomi akan tetap terjaga stabil.
“Yang harus kita waspadai adalah harga komoditas yang memang sudah mulai terjadi normalisasi. Namun, posisi dari pertumbuhan ekonomi nampak masih sangat kuat sampai kuartal satu. Kinerja APBN di tahun 2023 sampai Februari jauh lebih bagus dibandingkan Februari tahun lalu yang juga sudah surplus. Tahun ini surplus dari keseimbangan primer maupun dari total keseluruhan keseimbangan naik lebih bagus dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Leave a reply
