Chatib Basri : Krisis Ekonomi Sekarang Lebih Sulit dari Krisis Sebelumnya

0
292
Reporter: Petrus Dabu

Karena itu, menurutnya fokus fiskal dalam kondisi saat ini adalah pada tiga sektor yaitu kesehatan, bantuan sosial dan bagaimana mendukung supaya aktifitas usaha berjalan.

“Ini persis seperti Perppu [No 1/2020] yang dikeluarkan oleh pemerintah. Karena itu di dalam jangka pendek fiskalnya itu harus fokus kepada health sector,” ujarnya.

Untuk bantuan sebagai jaring pengaman sosial dalam kodisi krisis saat ini, Chatib mengusulkan agar diperluas. Tidak hanya kepada penduduk miskin sebagaimana biasanya dilakukan pemerintah dalam kondisi krisis, tetapi juga kepada kelas menengah ke bawah (lower middle income class) yang terpaksa harus tinggal di rumah karena aturan PSBB seperti tukang ojek, buruh pabrik dan lain sebagainya.

“Sekarang itu kita minta orang tinggal di rumah, kompensasinya harus bayar. Ini yang kemudian membedakan situasi sekarang dengan apa yang terjadi beberapa tahun atau beberapa krisis yang kita alami sebelumnya,” ujarnya.

Tanpa kompensasi kepada masyarkat yang terpaksa tingga di rumah, menurut Chatib PSBB, tidak efektif. Karena orang akhirnya tetap nekat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal krisis yang terjadi saat ini bisa diatasi selama masyarkat disiplin untuk jaga jarak fisik dan sosial untuk mencegah penularan penyakit.

Baca Juga :   Pebisnis Teriak Soal Pajak Karaoke Dkk, Menko Airlangga Bersuara

“Jadi harus ada perlindungan sosial yang lebih dari pada yang ada sekarang,” ujarnya.

Lantas kebijakan fiskal seperti apa untuk perusahaan untuk mencegah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK)? Menurut Chatib, dunia usaha juga harus tetap bisa bertahan dalam situasi ini. Masalahnya, saat ini banyak perusahaan yang mengalami tekanan keuangan. Menurutnya, tiga hingga enam bulan ke depan akan banyak perusahaan yang tidak bisa lagi membayar kredit ke bank. Kalau tidak bisa membayar kredit, bank tentu akan menghentikan penyaluran kredit untuk mencegah kredit macet. Bila itu terjadi, maka ujung-ujung efisiensi jadi pilihan yaitu menghentikan karyawan.

“Karena itu yang paling wise adalah bank disuruh terus melanjutkan kasih kredit. Bank juga mau. Masalahnya bank akan bilang kalau kita kasih kredit dan macet, kan kita yang kena. Di sini peran dari pemerintah menjadi penting dengan cara apa? Ini ada di dalam Perppu [No 1/2020] bisa dalam bentuk penempatan, bisa dalam bentuk investasi pemerintah, bisa dalam bentuk guarantee. Jadi bisa melalui mekanisme belanja, bisa melalui pembiyaan. Karena kalau itu [kredit] diberhentikan, maka itu akan repot,” jelasnya.

Baca Juga :   Kementerian Keuangan Beri Opsi Tunda Pemungutan PPh 21

Bagaimana Menyiasati Anggaran yang Terbatas?

Masalahnya anggaran pemerintah juga terbatas dalam kondisi krisis ini. Karena itu, Chatib menyampaikan sejumlah saran. Pertama, fokus pada masyarakat urban, karena yang paling terkena dampak dari Covid-19 ini adalah masyarakat urban atau perkotaan, dimana mencakup sekitar 55% penduduk Indonesia.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Halaman Berikutnya
1 2 3

Leave a reply

Iconomics