
Hasil Tes Acak Terhadap Pemudik, 61% Terkonfirmasi Positif Covid-19

Meteri Koordinator Bidang Perkeonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers terkait perkembangan Covid-19 dan penanganannya, Senin (10/5).
Meteri Koordinator Bidang Perkeonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada Operasi Ketupat yang dilakukan oleh Polri saat mudik lebaran ini, telah dilakukan tes Covid-19 secara random atau acak terhadap 6.742 pemudik. Dari hasil tes tersebut, sebanyak 61% atau 4.123 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Terkait pelarang mudik, secara umum pengetatan yang dilakukan oleh Polri itu di 381 lokasi, dan Operasi Ketupat kemarin jumlah pemudik yang dirandom testing dari 6.742, konfirmasi positifnya 4.123 orang,” ungkap Airlangga saat konferensi pers, Senin (10/5).
Lebih lanjut ia mengatakan dari pemudik yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, sebanyak 1.686 orang melakukan isolasi mandiri dan 75 orang lainnya dirawat.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dalam rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo pada hari ini, dilaporkan bahwa secara umum, pelarangan mudik mendapat penerimaan yang baik dari masyarakat. Pada periode 22 April hingga 5 Mei 2021, terjadi kenaikan orang yang melakukan mudik sebesar 20% hingga 30%. Pada periode tersebut, pemerintah masih mengizinkan mudik dengan berbagai upaya pengetatan persyaratan seperti masa berlaku tes Covid-19 baik tes PCR, tes antigen maupun GeNose hanya satu hari.
Kemudian pada 6 Mei-9 Mei, menurut Budi, jumlah orang yang melakukan mudik menurun signifikan. Untuk transportasi udara menurun 93%, angkutan kereta api dan laut turun 90% dan angkutan darat turun 40%.
Budi memperkirakan lonjakan pemudik akan terjadi pada Selasa (11/5) dan Rabu (12/5). Meski demikian, ia berharap agar tidak ada lagi yang melakukan mudik.
Sedangkan untuk arus balik, Budi mengatakan diperkirakan jumlah pemudik pada arus balik H+2 sebanyak 22% atau sekitar 3,6 juta.
Karena itu, pemerintah, terangnya, mengusulkan pertama agar para pemudik menunda kepulangan supaya tidak bertemu di suatu tempat tertentu. “Kedua, kami mengusulkan bahwa dilakukan tracing yang intensif di beberapa tempat yang konsentrasinya besar. Katakanlah di Madiun, Ngawi, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang, Cirebon, Jakarta, bahkan yang dari Sumatera diwajiban tracing secara insentif,” ujarya.
Ada lonjakan kasus di wilayah Sumatera seperti Kepulauan Riau, Riau, Suamtera Selatan dan Aceh dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikit bahkan mengungkapkan varian baru Covid-19 dari India, Inggris dan Afrika Selatan banyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan. Ketiga varian baru tersebut, menurut WHO relatif lebih berbahaya.
“(Temuan varian baru ini) agak terkonsentrasi cukup besar di daerah Sumatera Selatan dan juga di daerah Kalimantan. Jadi memang penyebarannya relatif cukup banyak di daerah Sumatera dan Kalimantan,” ujar Budi pada konferensi pers yang sama.
Mutasi baru ini, jelas Budi, banyak datangnya dari Saudi Arabia, Afrika, India dan Malaysia. Varian dari Inggris sudah masuk sejak Januari di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan Bali. Varian dari Afrika Selatan hanya ditemui di Bali. Dan varian dari India, yang akhir-akhir ini cukup banyak masuk ke Indonesia, banyak ditemui di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah.
Leave a reply
