Jumlah Pengunjung Terjun Bebas, Ini Harapan GWK Cultural Park ke Menparekraf

0
1233

GWK Cultural Park mengalami penurunan drastis jumlah pengunjungnya. Akhir Maret 2020 tutup dan mulai menerapkan new normal untuk para pengunjung pada Juni-Juli.

Perkiraan rata-rata pengunjung turun sekitar 50-75% dari kunjungan sebelum wabah Covid-19 di Indonesia. “500-1000 orang yang datang ke GWK Cultural Park, ya lumayan bisa menutup operasional. Kita datang setengah-setengah ke kantor, ada yang dirumahkan juga,” kata GM Marketing & Event GWK Cultural Park, Bali Andre Prawiradisastra kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno pada Minggu (27/12/2020) dalam acara yang disiarkan lewat IGTV Kemenparekraf.

Januari-Februari 2020 masih banyak wisatawan yang datang ke GWK. Rata-rata jumlah pengunjung sekitar 2000 orang pada hari-hari weekdays. Di weekend, sekitar 4000 sampai 5000 orang. Apalagi kalau libur lebaran atau akhir tahun membludak, tutur Andre.

GWK Cultural Park mengadakan event tahun baru 2020, ada pesta kembang api terbesar di Indonesia pada perayaan tahun baru. Membludak pengunjungnya. Tempat wisata ini menargetkan 10 ribu yang datang, tapi yang datang 17 ribu pada event tersebut

Baca Juga :   Bendungan Tamblang Telah Diresmikan Presiden, PTPP: Bangga Selesaikan Tepat Waktu

Dampak pandemi itu mulai terasa di Bali itu mulai bulan Februari. Adapun mayoritas sekitar 80% datang ke GWK dari wisatawan lokal.  Pengunjung rombongan bus-bus dari luar Bali pada bulan Februari itu sudah mulai berkurang. Sampai pada akhirnya mau tidak mau, GWK tutup kawasan untuk umum pada 31 Maret 2020.

Oleh karena itu, paling tidak GWK mengharapkan ada 3 hal untuk bisa didukung pemerintah dalam masa-masa sekarang. “Dana hibah, pajak dan border dibuka untuk internasional,” kata Andre.

Saat bertemu dengan Menteri Sandi, yang juga dihadiri oleh pelaku pariwisata dan asosiasi pariwisata lain, Andre berharap GW juga mendapatkan hibah tersebut. Ia juga menyampaikan pesan dari manajemen yang menharapkan keringanan pembayaran pajak atau kelonggaran membayar pajak. “Jujurnya, kita berat membayar. Sampai saat ini kita masih membayar. PBB kita juga bayar. Kalau ada kemudahan untuk membayar Pak, misalkan dicicil Pak,” ungkap Andre kepada Menteri Sandi.

Leave a reply

Iconomics