
Kuartal I 2025, Laba Bersih Astra Menurun karena Kelesuhan Sektor Otomotif dan Batu Bara

Tangkapan layar Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro/Iconomics
PT Astra International Tbk membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp83,4 triliun, meningkat 3% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2024.
Namun, laba bersih emiten dengan kode saham ASII ini tergerus 9% menjadi Rp7,4 triliun. Laba bersih tersebut tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina. Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Astra menurun 7% menjadi Rp6,9 triliun.
Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur mengatakan penurunan laba bersih Astra mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya.
“Terkait kinerja, walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan bisnis terkait batu bara, penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya. Hal ini menunjukkan resiliensi portofolio Astra yang terdiversifikasi. Kami akan terus memantau perkembangan kondisi makroekonomi seraya tetap fokus menjaga disiplin keuangan dan operasional Grup. Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, portofolio Grup yang terdiversifikasi berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan jangka panjang,” jelas Djony dalam keterangan yang dikutip, Kamis, 1 Mei.
Pada tiga bulan pertama 2025, laba bersih divisi otomotif & mobilitas Astra menurun 4% menjadi Rp2,7 triliun, terutama disebabkan oleh volume penjualan yang lebih rendah di tengah pelemahan pasar otomotif nasional.
Sementara, laba bersih divisi jasa keuangan meningkat 3% menjadi Rp2,1 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.
Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi & energi, PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, menurun 30% menjadi Rp2 triliun. Penurunan pada bisnis pertambangan batu bara dan penyedia jasa penambangan yang sebagian diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pertambangan emas dan penjualan alat berat.
Laba bersih dari divisi agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk, yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, meningkat 20% menjadi Rp221 miliar.
Divisi infrastruktur Astra mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp260 miliar, disebabkan oleh volume lalu lintas dan tarif jalan tol yang lebih tinggi. Astra mencatatkan peningkatan pendapatan harian sebesar 12% dari 396 km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.
Divisi teknologi informasi, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 64% menjadi Rp36 miliar, terutama disebabkan oleh pendapatan dari bisnis solusi teknologi informasi yang lebih tinggi serta peningkatan marjin usaha.
Divisi properti melaporkan laba bersih yang meningkat 4% menjadi Rp47 miliar, terutama disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra.
Leave a reply
