LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan untuk Bank Umum dan BPR

0
296

Rapat Dewan Komisoner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mempertahankan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam Rupaih di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). LPS juga mempertahankan tingkat bunga penjaminan valuta asing (valas) di bank umum.

Untuk simpanan Rupiah di bank umum dan BPR, tingkat bunga penjaminan masing-masing tetap sebesar 3,5% dan 6%, seperti pada periode sebelumnya yaitu 29 Januari 2022 hingga 27 Mei 2022. Sementara tingat bunga penjimanan valas juga tetap sebesar 0,25%.

Tingkat bunga penjaminan ini berlaku untuk periode 28 Mei 2022 sampai dengan 30 Sepetmber 2022. Dalam setahun, LPS menetapkan tingkat bunga penjaminan sebanyak tiga kali yaitu pada bulan Januari, Mei dan September.

“Dalam hal suku bunga simpanan yang diberikan antara bank kepada nasabah penyimpan berada di atas tingkat bunga penjaminan simpanan yang berlaku, maka simpanan nasabah tersebut menjadi tidak dapat dijamin atau tidak masuk dalam kriteria program penjamian LPS,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisoner LPS, saat konferensi pers, Rabu (25/5).

Purbaya mengimbau perbankan untuk secara terbuka menyampaikan kepada nasabah penyimpan mengenai besaran tingkat bunga penjaminan yang berlaku saat ini.

LPS mempertahankan tingkat suku bunga penjaminan dengan sejumlah pertimbangan, diantaranya, suku bunga simpanan saat ini menunjukan tren penurunan melambat di tengah kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup longgar.

Suku bunga simpanan (SBP) Rupiah terpantau turun terbatas sebesar 2 basis poin menjadi sebesar 2,36% pada periode observasi 8 April sampai 17 Mei 2022. Jika diakumulasi sejak penurunan periode sebelumnya, September 2021, SBP telah turun sebesar 48 basis poin.

Baca Juga :   LPS Beberkan Perannya Jaga Kondisi Industri Perbankan Indonesia Tetap Stabil

Sementara itu SBP pada valas di periode observasi yang sama, terpantau naik sebesar 1 basis poin menjadi 0,24%. Jika diakumulasi sejak penetapan periode sebelumnya, SBP valas naik terbatas sebesar 1 basis poin.

“Perkembangan tersebut mengindikasikan tren penurunan suku buga simpanan Rupiah telah mendekati fase akhir penurunan. Kedepan diperkirakan ruang penurunan SBP Rupiah terbatas sejalan dengan permintaan kredit yang terus pulih dan normalisasi likuiditas yang secara bertahap dilakukan oleh Bank Indonesia,” ujar Purbaya.

Di sisi lain, tambahnya, perubahan kebijakan suku bunga global terutama oleh The Fed mulai berdampak pada kenaikan SBP simpanan valas secara bertahap. “Kedepan, LPS akan terus memantau perkembangan dan respons suku bunga simpanan perbankan tersebut serta mencermati potensi intensitas persaingan bank yang berpotensi mempengaruhi kebijakan tingkat bunga penjaminan,” ujarnya.

LPS juga melihat kondisi likuditas perbankan masih relatif kuat ditopang pertumbuhan DPK yang tetap stabil. Sementara tingkat permodalan serta fungsi intermediasi terus menunjukkan pemulihan. Kinerja pertumbuhan kredit bank umum melanjutkan tren pemulihan. Pada April 2022, kredit perbankan tumbuh sebesar 9,3% secara year on year. Sementara pertumbuhan DPK tetap berada di level yang lebih tinggi yaitu sebesar 10,1% secara year on year. Fundamental kondisi perbankan yang relatif kuat juga dintujukan rasio permodalan industri yang berada di level 24,03% dan rasio alat likuid di kisaran 131,53%.

Baca Juga :   LPS Berbagi Tips Investasi untuk Investor Milenial

Perkembangan pasar uang antar bank juga menunjukkan tren perbaikan baik dari sisi volume maupun suku bunganya. Hal ini merefleksikan likuiditas antar bank yang memadai untuk mendukung pemulihan. Suku bunga pasar uang antar bank IndoNIA bergerak di kisaran 2,78%. Sedangkan, JIBOR satu bulan turun 1 basis poin ke level 3,54% dan JIBOR 3 bulan relatif stabil di level 3,75%. Pada periode yang sama, rata-rata Secured Overnight Financing Rate (SOFR) naik 53 basis poin ke level 0,80%. SOFR 1 bulan naik 28 basis poin ke level 0,86% dan SOFR 3 bulan naik 37 basis poin ke level 1,27%. Kenaikan SOFR ini sejalan dengan kenaiakn Fed Rate pada awal Mei 2022 sebesar 50 basis poin ke kisaran 0,75%-1%.

Purbaya mengatakan kondisi likuiditas perbankan yang masih relatif longgar diharapkan mampu mendukung pemulihan perekonomian domestik melalui penyaluran kredit yang lebih tinggi. Oleh karenanya, intermediasi perbankan perlu terus didorong dengan kebijakan akomodatif yang terukur dengan tetap mempertimbangkan stabilitas sistem keuangan.

LPS juga menilai stabilitas sistem keuangan (SSK) nasional tetap terjaga di tengah meningkatnya faktor-faktor risiko eksternal dan tekanan inflasi. Rata-rata nilai tukar berada di level 14.441 Rupiah per USD melemah sedikit 0,58% dibanding periode obeservasi sebelumnya. Faktor pemicu volatilitas rupiah terutama bersumber dari dampak konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan, sentimen atas kebijakan hawkish di Amerika Serikat, dan perkembangan zero Covid di China.

Baca Juga :   Dian Ediana Rae Diangkat Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS

Di sisi lain, cakupan simpanan perbankan dari sisi rekening maupun nominal masih terjaga di level yang memadai. Berdasarkan data April 2022, jumlah rekening yang dijamin LPS adalah sebesar 99,93% dari total rekening atau setara dengan 473.896.016 rekening.

“Dinamika SSK dan faktor risiko yang berkembang saat ini dinilai masih relatif terkendali. Meski demikian LPS memandang bahwa pemulihan ekonomi perlu terus didorong dengan kebijakan stimulus yang berimbang dan tetap memperhatikan faktor stabilitas jangka panjang. Salah satu upaya kebijakan tersebut adalah tetap memberikan ruang kepada perbankan untuk dapat mengelola biaya yang murah sehingga diharapkan dapat memberikan insentif bagi perbankan dan pemulihan ekonomi,” jelas Purbaya.

Kedepan, tambahnya, LPS akan terus berupaya menjaga sinergi kebijakan lintas otoritas terutama moneter dan fiskal untuk mendukung proses pemulihan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics