
LPS Beberkan Perannya Jaga Kondisi Industri Perbankan Indonesia Tetap Stabil

Direktur Grup Riset LPS Herman Saheruddin/Iconomics
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai perbankan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang stabil meski situasi global sedang dalam ketidakpastian. Hal itu tampak dari permodalan perbankan berada pada level yang sangat kuat.
Direktur Grup Riset LPS Herman Saheruddin mengatakan, dari sisi rasio kecukupan modal (CAR) industri perbankan tercatat 24,9%. Angka ini aman bila dibandingkan dengan negara-negara sehingga dari sisi permodalan posisi Indonesia lebih baik.
“Amerika Serikat per Maret 2022 on average CAR-nya 14,65%, kemudian United Kingdom itu rata-rata sekitar 22%. Negara-negara tetangga kita on average CAR Malaysia itu 18,3% per Juli (2022), Thailand 19,5%, Vietnam 11,7%, Filipina 16,7%,” kata Herman dalam acara seminar The Iconomics, Jumat (9/9).
Berkat pencapaian itu, kata Herman, pihaknya mengapresiasi seluruh pihak perbankan di Indonesia yang tetap menjaga kinerja positif. “Itu menunjukkan bahwa permodalan perbankan Indonesia ini patut kita syukuri dan patut untuk kita berikan apresiasi,” ujar Herman.
Sementara itu, kata Herman, LPS lewat program penjamin simpanan yang juga berkinerja positif menjadi pendukung lingkungan industri perbankan yang positif. Upaya tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian Keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Herman, program penjamin simpanan per Juli 2022 berhasil mencakup 99,93% dari jumlah rekening yang ada di Indonesia. Jika dibandingkan dengan standar internasional yang berada di kisaran 80%, maka kualitas kinerja LPS sudah berada di atas standar internasional.
“Jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB), penjaminan simpanan yang Rp 2 miliar per nasabah saat ini sekitar 31 kali PDB per kapita. Kalau dibandingkan dengan rata-rata negara maju maupun negara berkembang kita di atas, rata-rata berada di 6 sampai 8%,” ujar Herman.
Dengan adanya pencapaian tersebut, kata Herman, dan didukung dengan kebijakan pemerintah, maka memberikan situasi kondusif bagi industri perbankan nasional. Juga terus berkembang dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengurangi ketimpangan ekonomi di Indonesia.
“Bahwa kredit kepada UMKM dan juga masyarakat kecil itu perlu diprioritaskan,” tuturnya.
Leave a reply
