Mau Jadi Mbak-Mbak SCBD? Simak Jurus Pengelolaan Keuangannya

0
674

Pernah menonton video viral mengenai “Mbak-Mbak SCBD”? Penampilan necis dan mahal membuat sebagian orang ‘kepo’ ingin tahu berapa gaji karyawan di kawasan SCBD, pekerjaannya apa? Bagaimana jika pendapatan terbatas, apakah bisa bergaya ala “mbak-mbak SCBD?” Tentu menggiurkan jika banyak uang dan mengenakan outfit mahal.

Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha, M.M., RFP® berbagi tips mengatur pendapatan agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa mengaktualisasi diri.

Menurut Ivan, mereka yang bekerja kantoran tapi ingin bergaya ala “mbak-mbak SCBD” (Kawasan Sudirman Central Business District) bisa mencoba menerapkan konsep pengaturan keuangan dengan rumus 50/30/20 ala senator Amerika Serikat Elizabeth Warren.

Caranya, pendapatan setelah dikurangi pajak lalu dibagi ke pos kebutuhan sehari-hari sebesar 50%, kemudian 30% untuk keinginan, dan sisihkan 20% untuk tabungan, investasi, anggaran masa depan termasuk dana darurat.

“Kita perlu membuat anggaran keinginan untuk membantu mengontrol diri. Jangan sampai karena diskon, sale, atau FOMO lalu gaji habis dan berutang. Adanya anggaran keinginan sebagai sarana untuk menghibur diri atau membuat hidup lebih menyenangkan tanpa mengorbankan anggaran masa depan. Jangan sampai berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keinginan,” kata Ivan.

Baca Juga :   Analisis Angka Investasi dan 3 Tantangan Menhan soal Alutsista

Pengeluaran yang termasuk dalam bujet keinginan antara lain outfit mba-mba SCBD, bekerja sambil ngopi di cafe, ganti gadget terbaru, staycation bersama sahabat, makan enak di resto favorit atau belanja online. Jika ingin memenuhi keinginan ini, tentu perlu menghitung dan mengatur pendapatan dahulu apakah cukup untuk kebutuhan saat ini dan masa depan.

Pastikan 50% penghasilan cukup untuk membiayai kebutuhan harian dan membayar tagihan rutin. Kalkulasi kebutuhan dengan detail agar saat harus melakukan pengeluaran tidak melebihi anggaran. Jika harga barang yang sudah biasa digunakan mengalami kenaikan, bisa mencari substitusi produk yang harganya lebih terjangkau atau memanfaatkan promo atau diskon.

Mengenai anggaran masa depan, dapat dengan menyisihkan 20% dari pendapatan bersih. Termasuk dalam bujet ini adalah asuransi kesehatan & jiwa, dana darurat, dan dana pensiun. Idealnya, kita memiliki dana darurat sekitar 5-6 kali dari pengeluaran bulanan rutin untuk keadaan darurat, seperti jika terjadi kecelakan, duka cita, renovasi rumah, perbaikan mobil, mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebaiknya, cukupkan dulu pos dana darurat sebelum melakukan investasi jangka panjang. Kemudian,  miliki jaring pengaman finansial dari risiko yang tidak terduga, seperti sakit atau bahkan meninggal dunia dengan asuransi kesehatan & asuransi jiwa.

Baca Juga :   PT PP Presisi Siapkan Belanja Modal di Bawah Rp 1 T di 2020

Setelah memiliki jaring pengaman, langkah selanjutnya adalah menyiapkan investasi jangka panjang untuk kebutuhan masa depan keluarga, misalnya dana pendidikan anak, membeli rumah, dan persiapan pensiun.

Jika perlu anggaran keinginan bisa ditunda atau kurangi sementara waktu hingga anggaran masa depan bisa terpenuhi dahulu. Jangan sampai karena keinginan, anggaran masa depan sampai tidak terpenuhi sebab biaya hidup pada masa mendatang pasti akan lebih tinggi daripada saat ini.

Lalu, bagaimana dengan impian dapat bergaya ala “mbak-mbak SCBD?” Menurut Ivan, mimpi ini masih bisa diwujudkan jika memiliki pendapatan tambahan karena jika memiliki pendapatan tambahan, tidak saja bisa menambah dana pada pos kebutuhan, meningkatkan nilai tabungan dan investasi tapi juga bisa mewujudkan mimpi atau rencana tertunda seperti memiliki outfit bermerek ala “mbak-mbak SCBD” hingga jalan-jalan ke luar negeri.

Leave a reply

Iconomics