
Neraca Dagang Indonesia Memang Surplus, Tetapi Volume Impor Beras Naik 7 Kali Lipat Selama Tahun 2023

Ilustrasi Beras/KBI
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada tahun 2023 yang lalu, meskipun nilainya menurun dibandingkan tahun 2022. Secara bulanan, pada Desember 2023, neraca perdagangan mencatatakan surplus yang ke-44 sejak Mei 2020. Tetapi dibalik surplus neraca perdagangan ini, impor beras makin meningkat.
Badan Pusat Statisitk (BPS) mengungkapkan volume impor beras pada tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, naik 613,6% atau 7 kali lipat dibandingkan impor beras tahun 2022 yang sebesar 429,21 ribu ton.
“Selama lima tahun terakhir, impor beras di tahun 2023 ini merupakan yang terbesar yakni sebesar 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 613% dibandingkan tahun 2022,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Senin,15 Januari 2024.
Pudji menambahkan, jika dilihat menurut Harmonized System atau HS 8 digit, sebagian besar beras yang dimpor ini adalah Semi-milled or wholly milled rice (H2 10063099) yaitu sebesar 2,7 juta ton atau 88,18% dari total imor beras tahun 2023.

Impor beras tahun 2023/Sumber: BPS
Dua negara dengan porsi terbesar impor beras ke Indonesia selama tahun 2023 adalah Thailand yaitu sebesar 1,4 juta ton atau mencakup 45,12% dari total impor beras. Kemudian, diikuti oleh Vietnam sebesar 1,1 juta ton atau 37,47% dari total impor beras sepanjang tahun 2023.
Pudji tak mengungkapan nilai impor impor beras sepanjang tahun 2023 ini. Tetapi, total nilai impor serealia dimana di dalamnya termasuk beras dan gandum mencapai US$5,95 miliar sepanjang tahun 2023 atau sekitar Rp92,2 triliun (kurs:15.500).
Impor serealia, papar Pudji merupakan komoditas dengan peningkatan nilai impor terbesar sepanjang tahun 2023 yaitu naik 33,61% dibanding tahun 2022. Total nilai impor serealia ini merupakan 2,26 persen terhadap total nilai impor secara keseluruhan pada tahun 2023.
Cetak Surplus
Neraca perdagangan Indonesia secara konsisten mengalami surplus sejak tahun 2020. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impor.
Pada tahun 2023 lalu, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2023 mencapai US$258,82 miliar atau turun 11,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
Sementara total nilai impor tahun 2023 mencapai US$237,45 miliar, turun 6,55 persen dibanding nilai impor tahun 2022.
Dengan demikian, sepanjang tahun 2023, surplus neraca perdagangan Indonesi mencapai US$36,93 miliar, lebih rendah dari surplus tahun 2022 yaitu sebesar US$54,46 miliar.
Leave a reply
