
Pemilu Selesai, Jokowi Berharap Arus Modal Masuk ke Indonesia Kembali Mengucur Deras

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpose dengan Presiden Joko Widodo pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di The St. Regist, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024/Foto: Dok.OJK
Presiden Joko Widodo berharap para pemodal kembali berinvestasi di Indonesia karena pemilihan umum (Pemilu) sudah selesai digelar. Menurut Jokowi, proses Pemilu berjalan lancar, tak seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
“Saya tahu bahwa banyak para pelaku bisnis yang kemarin masih menunggu pemilu, wait and see, karena agak khawatir dengan politik yang memanas menjelang pelaksanaan pemilu. Tetapi, sekarang alhamdulillah pemilu berjalan dengan lancar, masyarakat berbondong-bondong ke TPS juga dengan riang gembira. Dan, kita harapkan arus modal masuk investasi sehabis pemilu ini bisa bergerak lebih meningkat dan lebih baik lagi,” ujar Jokowi pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di The St. Regist, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Meski demikian, Jokowi mengingatkan tantangan justru dari luar. Kondisi geopolitik global, menurutnya, “masih tetap kurang baik.”
“Kita lihat perang juga masih berjalan di Ukraina, di Gaza, tetapi yang paling penting politik negara kita, politik dalam negeri kita stabil. Dan, pastinya ini melegakan para pelaku industri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang semakin kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, dalam sambutanya Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan kondusifitas politik dalam negeri pasca pemilu minggu lalu, merupakan modal untuk pembangunan perekonomian nasional dan stabilitas industri jasa keuangan.
“Indonesia tidak dalam periode wait and see seperti yang kerap didengungkan sebelum Pemilu. Harapan kita semua, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden beserta seluruh Kabinet Indonesia Maju, DPR, DPD, seluruh lembaga negara dan masyarakat Indonesia, menjadikan momentum luar biasa itu untuk berlari cepat menuju garis finish dengan gemilang di penghujung presidensi bapak presiden dan masa masa tugas lembaga legislatif periode saat ini,” ujar Mahendra.
Mahendra juga mengatakan tantangan ekonomi Indonesia masih bersumber dari luar. Ekonomi global semula diperkirakan terhindar dari resesi, namun perkembangan terkini menunjukkan berbagai risiko yang melemahkan potensi pertumbuhan (downside risk) masih membayangi perekonomian dunia, terutama biaya pinjaman dan beban hutang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di negara-negara besar di dunia.
Selain itu, berbagai faktor risiko geopolitik serta potensi perubahan kebijakan politik di negara-negara yang menyelenggarakan pemilu pada tahun ini perlu dicermati.
“Akibatnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat di tahun ini. Di lain pihak, sejalan dengan positifnya kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2023, sektor jasa keuangan tumbuh positif ditopang oleh struktur permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga,” ujar Mahendra.
Mahendra mengatakan mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan yang diambil, OJK optimis tren positif kinerja sektor keuangan di tahun 2024 akan berlanjut.
OJK memperkirakan kredit perbankan tumbuh 9%-11% didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga 6%-8%.
Di pasar modal penghimpunan dana ditargetkan sebesar Rp200 triliun. Piutang pembiayaan perushaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 10%-12% sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Aset asuransi diperkirakan tumbuh 4%-6% di tengah program reformasi yang dilakukan OJK. Aset dana pensiun diperkirakan tumbuh 10%-12% dan aset penjaminan tumbuh 9%-11%.
“Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja sama, koordinasi dan sinergi dengan pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, masyarakat dan pemangku kepentigan lainnya,” ujar Mahendra.
Leave a reply
