Navigasi Peran Public Affairs di 2024!
Peran Public Affairs akan semakin strategis bagi dunia korporasi dan bisnis. Apalagi tahun 2024, Indonesia sedang memasuki masa transisi pemerintahan yang baru.
Dalam tataran strategis dan teknis, peran Public Affairs dibutuhkan Perusahaan, baik untuk memberikan insights, membangun network hingga inputs strategis terhadap arah tujuan bisnis perusahaan.
Agung Laksamana, EVP Freeport Indonesia yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) menjelaskan perspektif beliau tentang dunia Public Affairs, mulai dari tantangan, peluang dan bagaimana navigasinya di tahun 2024 ini?
Berikut ini nukilan wawancara yang dilakukan The Iconomics dengan Agung Laksamana beberapa waktu lalu di kantor beliau :
The Iconomics: Apa yang membuat peran Public Affairs itu semakin strategis?
Agung Laksamana: Peran Public Affairs (PA) itu seperti a bridge atau jembatan perantara strategis antara bisnis, regulator dan pembuat kebijakan. Karena salah satu dari core competency dari seorang profesional PA untuk bisa memiliki pola piker analitis atas relevan saat ini dan di masa depan salah satunya berkaitan dengan isu politik. Dengan pemahaman lebih, maka praktisi PA dapat menjadi jembatan, secara proaktif dan antisipatif terhadap semua perubahan. Dengan demikian, perubahan lanskap global dan nasional yang dinamis ini menjadikan fungsi Public Affairs (PA) lebih kritikal. Kalau diIndonesia sendiri misalnya, dengan hasil pemilu ,maka mau tidak mau korporasi harus siap menyikapi changes dalam pemerintahan dan politik nantinya. Beradaptasi dengan challenges ahead, sehingga bisnis dapat terus berkembang dan sustainable.
The Iconomics: Apa dinamika yang paling menantang bagi PA?
Agung Laksamana: Yang paling sering adalah regulasi dan policy changes. Dan disaat yang sama, korporasi punya etika dan kode etik perusahaan yang harus ditaati. This is a must-have ! Kita juga lihat perubahan trend dimana konsumen dan regulator sama-sama mengharapkan dunia bisnis harus “to do the right things!”. Sehingga selain tanggung jawab eksternal ini, pekerjaan PA juga mau tidak mau harus fokus pada internal stakeholder-nya. Artinya, peran PA itu harus proaktif untuk mendorong action perusahaan selaras dengan ekspektasi stakeholder-nya.
The Iconomics: Apa saja yang menjadi area penting bagi peran PA dan dunia korporasi?
Agung Laksamana: Dalam opini saya, ada beberapa area seperti managing or anticipating risks! Baik itu resiko politik, regulasi, ekonomi bahkan resiko reputasi. Misalnya, situasi geopolitik memberikan dampak pada rantai pasokan (supply chain), ESG dan sustainability requirements pada dunia bisnis yang terus meningkat. Termasuk perkembangan pesat AI (artificial intelligence) dan digitalisasi memaksa perusahaan untuk review ulang strategi-strategi mereka!
Perubahan lanskap media juga menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan. Channel yang tepat sasaran untuk mengkomunikasikan dan mempengaruhi customers dan stakeholders eksternal mereka. Hal ini jauh berbed, jika kita bandingkan 15 atau 20 tahun lalu. Oleh karena itu, fungsi strategis PA, dalam opini saya, harus duduk bersama para decision makers dalam sebuah perusahaan. Dan, korporasi-pun harus berinvestasi lebih besar pada divisi PA-nya.
The Iconomics: Mengapa dunia korporasi butuh PA saat ini?
Agung Laksamana: Ada beberapa key values yang bisa dijadikan sebagai indicators success dari PA. Misalnya, alignment business-commercial values, reputations management, stakeholder enagagement yang dapat memberikan insights dan support kepada perusahaan dalam menyikapi perubahan-perubahan dalam regulasi dan politikal lanskap! PA mampu untuk memahami, mengantisipasi dan beradaptasi dengan risiko bisnis yang dihadapi perusahan akibat perubahan regulasi dan politik tersebut.
The Iconomics: Mengapa demikian?
Agung Laksamana: Dengan strategi yang tepat, PA bisa mencegah dan meminimalisir isu-isu negatif eksternal dan secara proaktif bisa memberikan insight bahkan opportunities bagi perusahaan. Disamping melindungi hak dasar perusahaan untuk beroperasi, tim PA juga memungkinkan pertumbuhan bisnis dan ekspansi melalui multistakeholder engagement di luar perusahaan. Sebagai hasilnya, PA membantu untuk membentuk lingkungan komersial perusahaan yang menguntungkan.
The Iconomics: Apakah artinya praktisi PA harus paham bahasa bisnis?
Agung Laksamana: otomatis dan a must have skill! Agar paham commercial dan business values Perusahaan maka praktisi PA harus bisa berbicara bahasa bisnis! Seringkali praktisi PA hanya sebagai connector atau meeting arranger, namun praktisi PA harus dapat berperan lebih daripada itu, untuk masuk kedalam bisnis, paham akan content dan pada tujuan komersialnya. Dengan pemahaman yang kuat terhadap isu politik, sosial, business dan ekonomi yang dihadapi perusahaan maka praktisi PA mampu mengadvokasi fungsi tersebut secara eksternal dan internal. PA dapat secara fluent untuk menyampaikan tujuan utama dari bisnis kepada stakeholder kunci.
The Iconomics: Bagaimana prospek karir praktisi PA ke depan?
Agung Laksamana: Sangat menjanjikan! Saya optimis akan banyak yang berkarir sebagai praktisi PA di Indonesia! Apalagi dengan Tantangannya adalah masih sedikit yang paham mengenai lingkup kerja PA itu sendiri. Jadi butuh edukasi dan awareness! Kebanyakan orang hanyta aware tentang public relations dan humas saja. Jadi ini opportunity yang besar. Saya melihat itu tantangan PA saat ini! Namun, saya yakin PA akan terus berkembang di Indonesia.