
Pentingnya Memahami Kerja Otak Dalam Mengambil Keputusan di Masa Pandemi

Tangkapan layar YouTube, pengurus Konseling Kedokteran Indonesia Taruna Ikrar/Iconomics
Harapan dari semua orang setelah melalui pandemi Covid-19 ini kembali menjalani hidup normal. Keinginan atau harapan demikian datang dari yang bersifat individual maupun masyarakat apalagi bangsa dan negara.
Menurut pengurus Konseling Kedokteran Indonesia (KKI) Taruna Ikrar, peran neurosains memiliki 3 prinsip dasar yang antara lain disebut sebagai neuro-koneksi. Dalam konteks yang lebih spesifik yakni aspek sosial, perlu dipahami bahwa dambaan atau harapan dari semua orang itu – yang ingin kembali ke kehidupan normal – dalam konteks pemahaman neurosains itu dari aspek sosial.
“Ilmu yang mempelajari tentang otak itu yang luar biasa berkembangnya. Dulunya orang menganggap bahwa itu hanya untuk kepentingan orang-orang yang disebut sebagai dokter. Padahal ide atau pengambilan keputusan merupakan manifestasi dari kerja dari otak itu sendiri,” kata Taruna dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (19/8).
Karena itu, kata Taruna, dalam kerja otak itu ada inovasi, kreativitas, proses pengambilan keputusan dan lain sebagainya. Itu sebabnya, berkembanglah ilmu neurosains dalam aplikasi tentang pemasyarakatan dan lebih penting lagi tentang kepemimpinan.
Dalam memahami konteks dan posisi dewasa ini khusus dalam kondisi krisis, kata Taruna, peran atau proses pengambilan keputusan yang menjadi fungsi utama dari otak itu sangat penting dipahami. Bahwa dalam proses pengambilan keputusan itu kadang diambil dalam posisi krisis sehingga pengambilan keputusannya tidak tepat, maka hasilnya orang bisa terjatuh ke jurang atau secara kelompok justru krisisnya bisa semakin luas.
“Krisis yang kita hadapi sekarang ini sebagai contoh konkret. Dalam pengambilan keputusan itu di otak kita itu miliaran saraf yang terkoneksi yang menjadi bagian dari kerja otak kita. Jadi, dalam neuro-koneksi bagaimana keputusan itu diambil dan kita bisa keluar dari krisis,” kata Taruna.
Leave a reply
