
PHRI Usulkan Bali Kembali Dibuka Sepenuhnya untuk Wisatawan Asing

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani/iconomics
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengusulkan agar Bali kembali dibuka untuk kunjungan wisatawan mancanegara, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk kembali menumbuhkan permintaan (demand) di sektor pariwisata. Langkah seperti ini, jelasnya sudah dilakukan oleh Turki sejak Juni lalu yang membuka kembali negaranya untuk kunjungan turis asing.
“Kalau kami menyarankan yang dibuka penuh untuk turis asing itu Bali dulu, karena kontrolnya lebih mudah. Kalau yang lainnya (daerah lainnya) itu enggak apa-apa dibuka, asal kita semua disiplin saja. Problemnya kan kedisiplinan,” ujarnya dalam webinar ‘Outlook Pariwisata 2021’ yang digelar Beritasatu, Kamis (26/11).
Pria yang juga menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini mengatakan ada sejumlah alasan mengapa Bali yang lebih dulu dibuka.
Pertama, masyarakat Bali dianggap lebih disiplin. Kedua, ekonomi Bali sangat tergantung pada pariwisata sehingga saat aktivitas pariwisata berhenti selama 2020 ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Bali kontraksi sebesar 12,28%. Karena itu, menurut Hariyadi, pemerintah daerah setempat pasti akan mendukung. “Pemerintahnya pasti sangat bertanggung jawab untuk mengamankan protokol kesehatan,” ujarnya.
Ketiga, fasilitas kesehatan di Bali juga dianggap sudah cukup memadai baik rumah sakit maupun tenaga medisnya. “Artinya kalau ada apa-apa fasilitasnya cukup memadai,” ujarnya.
Keempat, frekwensi penerbangan ke Bali cukup tinggi sehingga mendukung konektifitas untuk wisatawan.
Kelima, fasilitas hotel dan restoran di Bali juga sudah sangat memadai. “Jadi kalau kita mau test case itu Bali salah satu yang memang menurut pandangan kami adalah memenuhi unsur-unsur baik dari savety-nya dan juga dari sisi komersialnya,” ujarnya.
Hariyadi mengatakan untuk menumbuhkan demand di sektor pariwisata memang sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat. “Memang orang berharap banyak terhadap vaksin, tetapi tidak hanya vaksin sebetulnya, bagaimana kita confindence untuk menerapkan protokol kesehatan,”ujarnya.
PHRI juga sendiri juga meluncurkan program kerja sama antara hotel dengan maskapai dalam satu paket wisata. “Ini sudah mulai, insya Allah bulan Desember kita pertama kali dengan Air Asia dulu. Ini sebenarnya kerja sama antara PHRI dan Inaka,” ujarnya.
Leave a reply
