Soal Tarif di Candi Borobudur, Sandiaga Uno Sebut Masih Dalam Kajian

0
397

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiga S. Uno mengatakan besaran tarif untuk naik ke Candi Borobudur, di Jawa Tengah saat ini masih dalam kajian lintas Kementerian dan Lembaga  dan berbagai pihak terkait (stakeholders). Namun, yang pasti menurut dia, pembatasan bagi wisatawan memang mutlak diperlukan untuk menjaga kelestarian warisan sejarah nusantara tersebut.

“Seperti yang kita ketahui, Borobudur adalah destinasi superprioritas yang sedang kita siapkan secara totalitas. Apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi kemarin tentunya merupakan wujud dari gerak lintas Kementerian/Lembaga, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholders,” ujar Sandi dalam acara Weekly Press Briefing, Senin (6/6).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan rencana pemerintah untuk menetapkan tarif tinggi bagi wisatawan yang akan naik ke Candi Borobudur. Untuk wisatawan mancanegara (wisman) tarifnya mencapai US$100. Sementara untuk wisatawan domestik sebesar Rp750 ribu. Tarif ini berbeda dengan tarif untuk masuk ke dalam kawasan candi yang tetap sebesar Rp50 ribu.

Baca Juga :   Menteri PUPR: Perencanaan Pembangunan 5 Kawasan Strategis Pariwisata Harus Terpadu

Namun, Sandi mengatakan pengenaan tarif ini tentu juga memperhatikan kondisi masyarakat yang saat ini tercekik oleh kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok, baik pangan muapun energi. Selain itu, juga mempertimbangkan sektor pariwisata yang baru saja menggeliat setelah dihantam oleh pandemi selama kurang lebih dua tahun.

“Oleh karena itu kami akan melakukan tentunya langkah-langkah strategis setelah mendapatkan masukan begitu banyak dari netizen, juga dari para ahli, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, ahli-ahli budaya, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tentunya akan kami koordinasikan. Karena, masukan yang disampaikan ini tentunya adalah masukan yang menajdi aspirasi dari masyarkat,” ujar Sandi.

Sandi mengatakan Candi Borobudur bukan sekedar sebuah destinasi wisata, tetapi juga merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga kelestariaannya. Menurutya, beberapa tahun terakhir ini batu-batu Candi Borobudur mengalami degradasi.

“Kami akan terus melakukan koordinasi. Pengembangan-pengembangan desa wisata seputar Borobudur ini akan kami tingkatkan dan khusus mengenai kebijakan kuota dan harga khusus tersebut, tentunya akan disesuaikan dari kajian lintas Kementerian/Lembaga dan akan juga melibatkan stakeholders,” ujarnya.

Baca Juga :   Kemenparekraf Targetkan 255.300 Wisatawan Tiongkok ke Indonesia di Tahun 2023

Pembatasan jumlah wisatawan yang masuk, jelas Sandi adalah keniscayaan karena daya dukung Candi Borobudur itu sendiri memiliki keterbatasan. “Berdasarkan hitungan dari ahli, hanya bisa dikunjungi 1.200 per hari dan ini sudah kami sampaikan berkali-kali,”ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics